GAJAHMUNGKUR, AYOSEMARANG.COM -- Sejumlah peneliti menggelar diskusi untuk membahas pemeliharaan atau restorasi mangrove Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah, di Allstay Hotel, Senin 11 Juli 2022.
Adapun sejumlah peneliti yang melakukan diskusi untuk membahas konservasi mangrove itu tergabung dalam Center for International Forestry Research (CIFOR), Undip, dan Inspirasi Keluarga Kesemat (Ikamat).
Diskusi itu digelar atas keprihatinan penanaman mangrove yang seringkali gagal dan salah kaprah.
Baca Juga: 7 Titik di Pesisir Kendal Rawan Abrasi Ditanami 10 Ribu Mangrove
Hal itu disampaikan oleh Rudi Pribadi dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Undip, katanya sejauh ini banyak orang hanya sekadar melakukan penanaman mangorve.
Namun mangrove yang sudah ditanam itu, banyak yang tidak tumbuh atau tumbuh namun gagal dan mati.
"Rudi mencontohkan, misalnya penanaman mangrove di Semarang-Demak. Menurutnya, kecepatan penurunan tanah mempengaruhi pertumbuhan mangrove sehingga tidak sebanding. Maka seharusnya yang harus dilakukan adalah mengetahui permasalahan menanam mangrove, bukan ajakan menanam mangrove," ujarnya.
Kemudian Daniel Murdiyaso, salah seorang peneliti mangrove dari Cifor menyatakan jika ketika menangani masalah mangrove, tidak cukup hanya restorasi saja, namun juga rehabilitasi.
Baca Juga: Polsek Cepiring Tanam 1.400 Mangrove, Cegah Abrasi dan Terjangan Banjir Rob
Sejauh ini saat berbicara mangrove yang gagal, orang hanya menyinggung tentang seberapa luasnya yang rusak, bukan apa penyebab kerusakan.
"Sebab itulah yang dihasilkan oleh alam dan penyebab kerusakan itulah yang membuat lamanya restorasi. Jadi menurut saya penting kiranya untuk memperhatikan konservasi," paparnya.
Daniel lalu memaparkan, jika proyek mangrove CIFOR mempunyai 3 tujuan penting. Untuk yang pertama menilai potensi ekosistem mangrove jika direstorasi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Kemudian menilai sistem mata pencaharian dan status nutrisi masyarakat ketika ekosistem mangrove direstorasi.
"Lalu yang terakhir meningkatkan kapasistas adaptasi masyararakat dan Pemda melalui pertukaran informasi dan pengetahuan yang terkait dengan restorasi ekosistem mangrove," jelasnya.