SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Kelenteng Sam Poo Kong Semarang ternyata punya goa yang sarat akan mitos.
Beberapa waktu yang lalu Ketua Yayasan Kelenteng Sam Poo Kong Mulyadi mengungkapkan jika goa di kelentengnya punya sumber mata air yang mujarab.
Namun dalam catatan sejarah, ternyata goa itu punya banyak lagi cerita di masa silam.
Baca Juga: Napak Tilas Kampung Melayu Semarang: Tempat Singgah Pendatang, Pemukiman Multietnik
Goa ini disebut Goa Batu. Oleh karena itu Sam Poo Kong sering disebut Gedung Batu.
Dalam buku Muslim Tionghoa Cheng Ho, Kong Yuanzhi menulis pada 1704 goa itu sempat runtuh akibat hujan lebat.
Goa Batu itu sering digunakan oleh orang untuk beribadah atau melakukan pemujaan.
Namun ketika hujan lebat dan runtuh tadi ada sepasang pengantin di sana dan nahasnya mereka tertimbun reruntuhan.
Baca Juga: Mengenal Wang Jing Hong, Juru Mudi Cheng Ho Beragama Muslim yang Dimakamkan di Sam Poo Kong
Selang 20 tahun tepatnya pada 1724, gua tersebut digali dan dipulihkan seperti semula.
Di tahun yang sama pula sebagaimana yang ditulis oleh Liem Thian Joe dalam Riwayat Semarang, digelar upacara sembayang besar-besaran oleh warga Tionghoa.
Sembahyangan itu sebagai bentuk syukur, lantaran masyarakat Tionghoa di Semarang tidak mendapat gangguan apa pun dan usaha mereka bertambah maju.
Tidak hanya sebagai bentuk rasa syukur, upacara itu juga jadi salah satu bentuk swadaya untuk memperbaiki Kelenteng Sam Poo Kong.