Jateng Alami Kenaikan Inflasi di Bulan November, Dipengaruhi Harga Pangan dan Emas

photo author
- Kamis, 5 Desember 2024 | 19:32 WIB
Harga emas dan pangan mempengaruhi kenaikan inflasi Jateng November  (istimewa)
Harga emas dan pangan mempengaruhi kenaikan inflasi Jateng November (istimewa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Bank Indonesia Jawa Tengah memaparkan jika Jateng mengalami kenaikan inflasi pada November 2024.

Pada bulan lalu Provinsi Jawa Tengah mencatatkan inflasi sebesar 0,26% (mtm), meningkat dibandingkan inflasi periode lalu (0,19%; mtm).

Meski demikian, realisasi inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,30% (mtm).

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Ndari Surjaningsih menyampaikan dengan demikian, secara tahunan inflasi Jawa Tengah tercatat sebesar 1,33% (yoy), juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,55% (yoy).

Pada periode laporan, peningkatan tekanan inflasi terutama dipengaruhi oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau serta Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya.

Baca Juga: Warga Jateng Penuh Semangat Ikuti Program Transmigrasi, Alasannya di Jawa Susah Cari Kerja dan UMR Kecil

Dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, kenaikan inflasi didorong oleh kenaikan harga pangan utama, antara lain bawang merah, minyak goreng, tomat, dan daging ayam ras.

"Kenaikan harga bawang merah berlangsung seiring dengan periode panen yang telah berakhir, sehingga sebagian besar wilayah sentra sedang memasuki masa tanam kembali (di antaranya Demak, Brebes, dan Nganjuk)," paparnya.

Lebih lanjut Ndari menyampaikan panen bawang merah diperkirakan akan berlangsung kembali pada pertengahan Desember ini.

Untuk komoditas minyak goreng, kenaikan harga berlangsung seiring dengan pemberlakuan Permendag No 18/2024 yang berlaku per 14 Agustus 2024 lalu.

Dalam ketentuan tersebut, Kementerian Perdagangan menaikkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng dari Rp14.000 jadi Rp15.700 per liter.

Baca Juga: Rekomendasi 5 HP Paling Unggul di Sektor Kamera, Fotografi Malam Hari Dapat Diandalkan

Kenaikan harga lebih lanjut juga dipengaruhi oleh kenaikan harga kelapa sawit yang disebabkan oleh penurunan produksi TBS.

Di tahun ini, sekitar sepertiga dari wilayah utama penghasil sawit di Indonesia (seperti Sumatera dan sebagian Kalimantan) mengalami curah hujan yang lebih rendah dari rata-rata.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X