SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Provinsi Jawa Tengah mencatat inflasi sebesar 0,40% (mtm) pada Oktober 2025, meningkat dari bulan sebelumnya (0,21%) dan lebih tinggi dari inflasi nasional yang mencapai 0,28%.
Secara tahunan, inflasi Jateng berada di angka 2,86% (yoy), sama dengan tingkat inflasi nasional dan masih dalam rentang sasaran 2,5±1%.
Kenaikan inflasi terutama didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, dengan emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang terbesar (andil 0,19%).
Lonjakan harga emas dipicu tren global yang menembus rekor tertinggi pada Oktober 2025. Berdasarkan data Trading Economics, harga emas dunia naik 19,98% secara bulanan dan 60,66% dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: UMP DKI Jakarta 2021–2025 dan Prediksi Kenaikan 2026, Bisa Tembus Rp5,9 Juta?
Kenaikan ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya minat investor terhadap aset lindung nilai.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menjelaskan bahwa peningkatan harga emas menjadi salah satu faktor utama pendorong inflasi bulan ini.
“Tren kenaikan harga emas dunia sangat berpengaruh terhadap inflasi di Jawa Tengah, khususnya pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Namun secara keseluruhan, tingkat inflasi masih terkendali dan berada dalam sasaran yang ditetapkan,” ujarnya.
Selain emas, inflasi juga dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, khususnya dari telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai merah.
Baca Juga: Banyak Keluhan Seputar MBG di Kendal, Pasis Akpol ini Buat Inovasi Bhabincare
Kenaikan harga telur dan daging ayam dipicu meningkatnya permintaan seiring pelaksanaan program MBG, sedangkan harga cabai naik karena masa panen raya telah usai.
Sementara itu, tekanan harga bawang merah relatif rendah berkat panen di sejumlah daerah sentra, termasuk Kabupaten Brebes.
Kelompok transportasi turut menyumbang inflasi dengan andil 0,02%, seiring berakhirnya program diskon tarif kereta api sebesar 20% dan promo tiket murah dalam rangka HUT ke-80 PT KAI pada akhir September lalu.
Rahmat menambahkan, ke depan BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah akan memperkuat koordinasi menjaga stabilitas harga.