Masyarakat Demak Menjamasi Keris di Bulan Suro

photo author
- Minggu, 23 Juli 2023 | 09:40 WIB
Masyarakat Demak menjamasi keris di bulan Suro (Ist/ivo)
Masyarakat Demak menjamasi keris di bulan Suro (Ist/ivo)

DEMAK, AYOSEMARANG.COM - Sejumlah masyarakat di Demak, Jawa Tengah menjamasi atau mensucikan pusaka keris bertepatan di bulan Suro. Penjamasan atau memandikan keris di bulan Suro tersebut merupakan bentuk dari merawat warisan budaya sekaligus peninggalan dari leluhur.

Ketua Paguyuban Sengkuyung Angkrepti Pusaka Jawi Keluarga Demak (Sapu Jagad), Ahmad Widodo, mengatakan bahwa tradisi orang jawa di bulan Suro yaitu merawat keris atau tosan aji. Kebanyakan pemilik keris yang datang padanya untuk dijamasi merupakan warisan dari nenek atau keluarga.

Terdapat berbagai jenis keris. Ada yang berasal dari Hamengkubowono Jogjakarta dan Pakubuwono Solo. Selain itu juga bentuknya ada yang datar dan berkelok. Ada kelok 5, tujuh, dan datar. Selain itu juga terdapat pusaka serupa Punokawan Semar.

Baca Juga: Bupati Demak Dampingi Ganjar Lepas Ekspor 400 Ton Benang ke India dan Brasil

Ahmad Widodo mengatakan bahwa dirinya sudah lama menjamasi pusaka sejak sebelum 2008. Ia menyebut biaya penjamasan pusaka tersebut secara sukarela.

"Ada 9 keris yang sudah kita jamasi, namun yang masih antre banyak. Karena tidak cukup hanya satu hari. Besok ada lagi sekitar 33 keris dan pusaka lainnya, seperti tombak dan lainnya," terang Widodo saat ditemui di halaman rumahnya Perum Griya Bakti Praja Kelurahan Mangunjiwan, Demak, Sabtu 22 Juli 2023.

"Iya bagian merawat budaya kita. Kalau bulan Suro itu adatnya merawat pusaka pusaka. Bayarnya ini sukarela," sambungnya.

Ia menerangkan bahwa tata cara penjamasan keris tak seperti benda biasa yang disucikan. Yakni ada ritual dan berbagai jenis bahan alami yang tak merusak fisik keris.

Baca Juga: Tidak Memenuhi Standar Teknis, Polisi Amankan Penjual HP Ilegal di Semarang dan Demak

Ia menerangkan ada beberapa tahap menjamasi keris. Yakni direndam dengan air kelapa 24 jam, diputihkan menggunakan perasan jeruk nipis, digosok pakai abu, dikeringkan, dibasuh dengan bunga "setaman" yang airnya dari air keramat, dan juga diolesi minyak cendana keraton.

"Ini airnya saya ambil dari Rahtawu Kudus. Sebelumnya juga zaiarah dulu. Memang idealnya dari 7 jenis air sungai atau 7 sumberan," terangnya.

Ia menjelaskan bahwa perlakuan terhadap keris bisa dengan dua cara. Yakni dengan mendekatkan keris ke telinga kanan dan memegang keris berada pada hidung dan jidat dan pengormatan kepada Empu atas Karya keris, maka di angkat di atas jidat atau di taruh di samping kanan telinga.

"Ini merupakan bentuk penghormatan kepada karya si punya empu, bukan terhadap kerisnya," terang Pendiri Sapu Jagat tersebut.

Baca Juga: Jelang Pilkades Serentak Gelombang II Demak, Ketua DPRD Punya Pengalaman Buruk Tahun Lalu

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Akbar Hari Mukti

Sumber: Adv

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X