"Cara memasukkan dan menutup keris itu yang digerakkan wadahnya. Wadah yang ditarik saat membuka, dan wadah juga yang digerakkan saat memasukkan keris," imbuh Widodo yang juga Pendiri Paguyuban Sapu Jagad itu.
Ia menerangkan bahwa ia mendirikan paguyuban tersebut untuk merawat keris sebagai warisan leluhur. Selain itu juga memberikan edukasi terhadap masyarakat bagaimana merawat keris.
"Banyak sedikitnya di bulan suro permintaan untuk menjamasi keris ini relatif. Kalau dulu saya sebelum mendirikan Paguyuban Sapu Jagad banyak yang ke sini. Karena temen-temen sekarang juga sudah pandai, yang dulu menjamasi pada saya sekarang saya jadikan anggota. Dan belajar, akhirnya bisa, bahkan sekarang berdiri membuka menjual jasa untuk penjamasan," terangnya.
Ia menjelaskan bahwa dirinya tidak hanya bulan suro menjamasi keris. Ia menyarankan untuk menjamasi keris saat sudah kotor.
"Tiak tentu (Suro), sesuai keinginan mereka. Ada yang bulan Besar (Idul Adha) ada, mulud ada, Rejeb ada, sesuai dengan kehwndak mereka. Bahkan kalau di komunitas kami kalau sudah kotor ya segera dicuci, gitu aja," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa ia memiliki 50 keris dan pusaka lainnya. Ia menyarankan bahwa yang baik menjamasi di bulan suro itu di tanggal yang ada angka tujuhnya.
"Tanggal 7, tanggal 17, tanggal 27," terangnya.