BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Harga beras di Kabupaten Batang melonjak tajam setelah Pemilu 2024.
Menurut Plt Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kabupaten Batang, Triossy Juniarto ada berbagai faktor yang telah memengaruhi kenaikan mulai dari banjir dan lainnya. Selain itu juga ada fenomena nasional.
"Faktor-faktor seperti musim yang tidak menentu, tingginya curah hujan, dan masa politik telah berdampak signifikan terhadap harga beras," katanya, Kamis 22 Februari 2024.
Baca Juga: Beras di Semarang Sedang Mahal, Mendag Gelontorkan 250 Ton Beras Subsidi Harga Segini
Mursiti, seorang Ahli Muda Analis Perdagangan di Disperindagkop dan UKM Kabupaten Batang, menambahkan bahwa faktor-faktor seperti musim yang tidak menentu, tingginya curah hujan, dan masa politik telah berdampak signifikan terhadap harga beras.
Mursiti juga menjelaskan bahwa harga beras Medium mencapai Rp 15 ribu, sementara beras Premium mencapai Rp 16 ribu. "Karena musim yang tidak menentu seperti kemarau panjang, curah hujan tinggi, masa politik juga. Pemilu itu berpengaruh untuk harga beras. Kemarin sebagian besar kan ada kebutuhan untuk Pemilu," ungkapnya.
Dampak dari Pemilu juga diperkirakan menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi kenaikan harga beras, karena meningkatnya kebutuhan akan beras.
Selain itu, banjir di beberapa daerah di Jawa Tengah juga telah berdampak serius terhadap pasokan beras di Kabupaten Batang. Pasokan beras dari wilayah timur Jawa Tengah, seperti Grobogan dan Purwodadi, terganggu akibat banjir di musim penghujan awal tahun ini. Hal ini mengakibatkan gagal panen dan berpengaruh langsung pada harga beras di Kabupaten Batang.
Baca Juga: Soal Jalan Longsor Sojomerto-Kalices Ini Tanggapan PUPR Kendal
Untuk mengatasi hal ini, Disperindagkop dan UKM telah memulai upaya dengan mendistribusikan beras murah stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Bulog. Harga beras ini sekitar Rp 11 ribu dan didistribusikan ke pasar-pasar tradisional di Kabupaten Batang, terutama di Batang, Limpung, Bawang, dan Bandar.
Mursiti menjelaskan bahwa pihaknya mendistribusikan hingga 20 ton beras SPHP setiap pekan, menyesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan.
"Minimal 1 minggu sekali untuk dropping beras-beras SPHP ke pasar-pasar. Kemarin pasar Batang 10,5 ton Bawang 12,5 ton," ungkapnya.
Selain itu, Disperindagkop dan UKM juga sedang berusaha untuk melaksanakan operasi pasar murah (OPM) beras guna menekan harga beras di pasaran.