Beras di Semarang Sedang Mahal, Mendag Gelontorkan 250 Ton Beras Subsidi Harga Segini

photo author
- Selasa, 20 Februari 2024 | 13:30 WIB
Pedagang di Pasar Bulu Semarang sedang mendistribusikan beras SPHP. SPHP jadi solusi dari Mendag untuk mengatasi mahalnya beras.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Pedagang di Pasar Bulu Semarang sedang mendistribusikan beras SPHP. SPHP jadi solusi dari Mendag untuk mengatasi mahalnya beras. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengakui jika harga beras naik.

Hal itu disampaikan Zulkifli Hasan saat mengunjungi Pasar Bulu Semarang, Selasa 20 Februari 2024.

Oleh karena itu, untuk mengatasi mahalnya beras di Semarang ini, pihaknya tengah berkoodinasi dengan Bulog untuk segera menyediakan beras berlabel SPHP atau beras subsidi yang dijual berkisar Rp 11.000 kilogram.

Baca Juga: Update Hasil Pileg Pemilu 2024 DPR Dapil V Jawa Tengah: Puan Maharani Suara Terbanyak

Dirinya pun meminta kepada masyarakat untuk tidak panik karena pemerintah akan menggelontorkan beras sebanyak 250 ton.

“Pemerintah membanjiri pasar dengan SPHP atau beras bulog yang bersubsidi. Dijual berkisar Rp 10.900 perkilonya. Jadi konsumen masyarakat bisa alternatif. Kalau mahal sekali dia bisa beli beras subsidi yang kualitasnya tidak kalah,” paparnya.

Di hari yang sama Zulhas juga menyampaikan jika kenaikan beras ini tak hanya di Kota Semarang saja, pada sejumlah daerah di provinsi lain pun beras juga mengalami kenaikan harga.

Ia menjelaskan, pemicu kenaikan harga ini dikarenakan masih dalam awal musim tanam. Saat ini, beras premium dijual diharga Rp 85.000 per lima kilogram.

Baca Juga: Ini Penyebab Harga Beras di Semarang Naik, Mendag Akui Stok Beras Menipis

“Jadi memang ya saya keliling ke mana-mana di Jateng dan kemarin di Jatim, Bekasi sama Pak Presiden waktu itu, memang beras premium, beras lokal, harganya naik. Sampai hari ini masih bergerak naik,” ujarnya.

"Ya karena beras lokal yang diminta itu produksinya turun, diperkirakan Januari sampai Maret. Dibanding tahun lalu, itu 2 juta (ton-red) lebih bedanya, artinya turun karena pindah musim. Yang harusnya (masa tanam sampai panen-red) Januari-Maret ini, tapi jadi Maret-Mei. Sehingga barangnya langka, barangnya sedikit, jadi harganya naik,” ucap dia.

Lebih lanjut, untuk stok beras di bulan Ramadan, Bulog juga telah melaporkan jika mempunyai stok sebanyak 2 juta ton. Ia memastikan jika kualitas beras yang tersedia ini juga tidak kalah dengan beras premium.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta kepada Dinas Perdagangan Kota Semarang untuk terus melakukan pemantuan ketersediaan beras.

Baca Juga: Harga Beras di Semarang Naik Signifikan, Ini Daftar Terbarunya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X