BATANG, AYOSEMARANG.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang setiap tahunnya mengalokasikan anggaran APBD sebesar Rp34 miliar untuk insentif guru dan tenaga kependidikan non Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hal itu disampikan Bupati Batang Wihaji usai menghadiri halal bihalal Paguyuban Tenaga Honorer Pendidik dan Kependidikan (Pagardika) Batang di GOR Indoor Abirawa di Jalan dokter Sutomo, Kamis 12 Mei 2022.
"Insentif itu dianggarakan melalui Bantuan Operasional Daerah (BOSDA), nilai insentifnya yang diterim tiap bulanya bervariasi sesuai dengan masa pengabdian,"kata Wihaji.
Baca Juga: Video Detik-detik Jurnalis Shiren Abu Akleh Terbunuh Beredar di Media Sosial
Ia pun menyebutkan nilai inventif terendah untuk guru non ASN Rp800 ribu dan tertinggi Rp1.8 juta. Adapaun untuk insentif ketenaga kependidikan seperti penjaga sekolah menerima setiap bulanya Rp 500 ribu.
"Nilai insentif sebesar itu, tidak ada di daerah lain. Hanya ada di Batang," ungkap Wihaji.
Politisi Golkar itu juga belum berani menjanjikan kenaikan insntif tenaga pendidikan non ASN untuk tahun yang akan datang.
"Kita lihat kemampuan keungan kita setiap tahun, kalau memang ada potensi pasti kita ngerti kok," jelasnya.
Baca Juga: Viral Video Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh Terbunuh saat Meliput Serangan Militer Israel
Bupati juga menyatakan sangat memahami suasana kebatinan para guru non ASN yang telah lama mengabdi mencerdaskan generasi Bangsa.
"Oke Pemerintah Pusat memberikan batasan usia guru menjadi ASN maupun P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Tapi juga harus memberikan solusi. Solusi itu, memprioritaskan guru non ASN yang masuk data dapodik yang sudah mengabdi lama," kata Wihaji.
Ia pun menambahkan, guru non ASN yang mengabdi lama dengan usia sudah berumur, kalau disaingkan dengan yang baru, bisa dipastikan kalah.
Baca Juga: Pemotor Wajib Tahu, Cek Kondisi Bagian Motor Ini Pasca Perjalanan Mudik
"Maka itu yang menjadi prioritas kita yang diterima menjadi ASN atau P3K yang terdata dapodik yangbpengadianya sudah lama. Itu harapan kita," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pagardika Batang, Soebono mengatakan, guru non ASN yang terdata di dapodik sekitar 2.300 orang, kalau yang belum terdata di dapodik sebanyak 2.600 orang.