Mengapa Bulan Puasa Orang Lebih Rawan Terkena Radang Tenggorokan? Begini Penjelasannya

photo author
- Rabu, 12 Maret 2025 | 17:44 WIB
ilustrasi radang tenggorokan  (ciputrahospital.com)
ilustrasi radang tenggorokan (ciputrahospital.com)

Gula yang berlebihan dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri dan jamur di tenggorokan, yang berisiko menyebabkan infeksi. Selain itu, makanan manis juga dapat membuat tenggorokan terasa lebih kering, terutama jika tidak diimbangi dengan cukup minum air putih. Kondisi ini semakin memperparah risiko radang tenggorokan selama bulan puasa.

Perubahan Pola Makan

Selain makanan manis, konsumsi makanan pedas, berminyak, dan gorengan saat berbuka dan sahur juga bisa memicu iritasi tenggorokan. Makanan ini dapat meningkatkan produksi asam lambung, yang kemudian naik ke tenggorokan dan menyebabkan iritasi atau refluks asam.

Selain itu, banyak orang langsung mengonsumsi makanan dan minuman yang sangat panas atau sangat dingin setelah seharian berpuasa. Perbedaan suhu yang ekstrem ini dapat merusak lapisan pelindung tenggorokan, membuatnya lebih rentan terhadap peradangan dan infeksi.

Kurangnya Produksi Air Liur

Saat berpuasa, produksi air liur dalam mulut cenderung menurun karena tidak ada aktivitas makan dan minum selama berjam-jam. Padahal, air liur berfungsi sebagai pelindung alami yang membantu menjaga kelembapan tenggorokan serta melawan bakteri dan virus penyebab infeksi.

Baca Juga: 7 Prospek Kerja Lulusan SMK Perhotelan, Peluang Karier hingga Luar Negeri

Ketika produksi air liur berkurang, tenggorokan menjadi lebih kering dan lebih mudah mengalami iritasi. Kondisi ini semakin buruk jika seseorang sering berbicara dalam kondisi tenggorokan kering atau berada di ruangan ber-AC dalam waktu yang lama.

Paparan Udara Kering dan Polusi

Bulan Ramadan sering kali bertepatan dengan musim kemarau di beberapa daerah, yang menyebabkan udara menjadi lebih kering. Udara kering dapat mengiritasi tenggorokan dan membuatnya lebih rentan terhadap peradangan.

Selain itu, paparan polusi udara, debu, dan asap kendaraan juga bisa memperburuk kondisi tenggorokan yang sudah kering akibat puasa. Jika seseorang sering berada di lingkungan dengan udara yang tercemar atau terlalu lama berada di ruangan ber-AC tanpa ventilasi yang baik, risiko terkena radang tenggorokan pun semakin tinggi.

Kurangnya Istirahat dan Imunitas yang Menurun

Selama bulan puasa, banyak orang yang mengalami perubahan pola tidur karena harus bangun lebih awal untuk sahur serta melaksanakan ibadah tarawih di malam hari. Kurangnya waktu istirahat dapat melemahkan sistem imun, sehingga tubuh lebih mudah terserang infeksi, termasuk infeksi tenggorokan.

Ketika sistem kekebalan tubuh melemah, bakteri dan virus lebih mudah berkembang, meningkatkan risiko terkena radang tenggorokan. Oleh karena itu, menjaga pola tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting selama bulan puasa agar daya tahan tubuh tetap optimal.

Baca Juga: Zakat Fitrah 2,5 Kg atau 2,7 Kg? Ini Panduan Lengkap Sesuai Fatwa MUI

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X