Agar aktivisme hakasasi manusia tetap efektif dan beretika, kita harus belajar mengarahkan kekuatan akuntabilitas publik ini dengan bijak. Tujuannya bukan untuk menghancurkan individu, melainkan untuk mengubah sistem. Pada dasarnya aktivisme yang kuat akan menggunakan sorotan dan dukungan publik untuk: menuntut perubahan sistemik, bukan hanya pemecatan individu; mendukung korban dengan sumber daya yang nyata, bukan hanya dengan kemarahan di media sosial.; dan memastikan bahwa upaya untuk mencapai keadilan tidak mengorbankan hak-hak dasar yang diperjuangkan.
Aktivisme adalah mesin perubahan, tetapi perlu diingat bahwa hak asasi manusia adalah peta jalannya. Di tengah pusaran energi, kemarahan, dan mobilisasi digital, kita harus selalu kembali ke inti perjuangan, yakni setiap individu berhak atas martabat, dan upaya kita untuk menegakkannya harus mencerminkan martabat yang kita perjuangkan.***
Penulis : M. Sauki (Direktur Katanusa Foundation).
penulis :