Masuk ke PSIS Senior, Mono langsung menjadi andalan di bek kiri.
Saat bermain dia bekerja sama menjaga sisi kiri bersama pemain asing PSIS pertama yakni Arliston De Oliviera.
"Arliston dulu kan lebih ke kiri. Soalnya tengah itu paten Yessie Mustamu, M Dhofir atau Wiryo," paparnya.
Sampai tahun 1999 ketika PSIS juara di akhir musim, Mono tidak bisa ikut.
Dia mengaku ketika pra musim, Mono mengalami cedera sampai tidak bisa bermain.
"Begitu sembuh, tim sudah memasuki tengah musim dan akhirnya saya bermain di Persijap," sambungnya.
Usai PSIS juara di tahun 2000 dia kembali lagi membela PSIS Semarang sampai tahun 2004.
Masuk di tahun 2004 usianya sudah tidak muda lagi dan Mono merasa kalah saing.
Akhirnya dia menurunkan kelasnya dengan bergabung bersama Persik Kendal.
Di Persik Kendal, Mono bermain sampai tahun 2009.
"Di tahun 2010, saya lalu melatih Terang Bangsa sampai saat ini," ungkapnya.
Baca Juga: (POKOKMEN PSIS) Kiprah Penting Para Ofisial Part 2: Dokter Tim yang Loyal dan Punya Peran Ganda
Di Terang Bangsa, Mono jadi salah seorang pelatih yang ikut memajukan sekolah sepak bola modern di Kota Semarang tersebut.
Dia banyak memunculkan pemain-pemain bertalenta seperti Pratama Arhan, Edo Febriansah (Rans FC), dan Adhitya Jorry Guruh (PSIS Semarang).