Suatu ketika dia mencuri pusaka Kesultanan Demak dan diburu oleh banyak prajurit. Namun dari semua prajurit itu hanya Sunan Kalijaga yang bisa menaklukannya.
Baca Juga: Menyambangi Kampung Mati Cepoko Semarang, Dibangun Sejak Tahun 80-an, Begini Sejarahnya!
Ari kemudian mengungkapkan awal mula keluarganya jadi juru kunci karena kakeknya menemukan makam Nyai Brintik.
Praktis sejak saat itu, siapapun yang ziarah harus menemui keluarga Ari terlebih dahulu.
Ari melanjutkan, Makam Nyai Brintik banyak diziarahi oleh berbagai kalangan, dari santri, caleg, hingga pejabat.
Bahkan orang yang punya keinginan pun punya kepercayaan sering menyampaikan maksudnya di makam ini.
"Biasanya kalau berdoa saya yang memimpin. Permintaannya apa saya sampaikan lalu sebagai syarat harus memberi syukuran. Kalau waktu-waktu calonan pejabat gini sering rame," ungkapnya.
Syukuran yang diberikan pun ternyata tidak bisa sembarangan dan sudah ada patronnya.
Baca Juga: Masih Diikat PDIP, Gibran Disebut Punya Siasat Gabung Partai Golkar Lewat Cara Ini
"Slametannya harus ada ingkung (ayam), ketan salak, tembakau apek, sama pisang satu tandan," jelasnya.
Berbagai syukuran tadi kemudian dibagikan ke warga sekitar. Di hari-hari tertentu seperti malam jumat kliwon atau suro banyak yang memberi syukuran.
Mengenai sosok Nyai Brintik sendiri, Ari tidak banyak tahu. Menurutnya, yang pasti sosoknya memiliki rambut keriting.
Namun apabila disingging apakah pernah merasakan hal mistis di Makam Nyai Brintik, Ari secara jujur mengiyakan tetapi tidak terlalu banyak.
"Pernah melihat sesosok putih. Cuma nggak sering. Tapi kalau warga itu masing-masing punya versi," pungkasnya.
