Niat Bantu Anak Disabilitas Jatuh di Kamar Mandi, Pengasuh di Semarang Malah Hilangkan Nyawa

photo author
- Jumat, 29 Desember 2023 | 12:50 WIB
VE, pengasuh disabilitas di Sampangan Semarang tak sengaja menghilangkan nyawa anak asuhnya.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
VE, pengasuh disabilitas di Sampangan Semarang tak sengaja menghilangkan nyawa anak asuhnya. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

"Hasil pemeriksaan forensik RSUP dr Kariadi, sudah memberikan kesimpulan seperti itu, diduga penyebabnya adalah gagal nafas," sambungnya.

Korban ditarik dimasukan ke dalam mobil dan dibawa ke RS Elisabet. Kapolrestabes menyebutkan, nyawa korban sudah tidak terselamatkan saat sampai di RS Elisabeth.

Hasil pemeriksaan sementara dokter rumah sakit yang bersangkutan, kematian korban diduga ada hal yang tidak wajar.

"Kemudian kita mendapatkan informasi dari rumah sakit bahwa ada jenasah yang diantar ke rumah sakit Elisabet. Namun sudah ada kelihatan jeratan di leher korban. Itulah kita melakukan otopsi, dan kesimpulannya seperti yang kita sampaikan tadi. Diduga korban mengalami gagal nafas," tegasnya.

Baca Juga: Alam Ganjar Pranowo Joged Bareng Milenial di Pesta Rakyat GAMA di Kendal

Selain itu Kapolres juga menuturkan, sampai Desember ada 10 orang berkebutuhan khusus yang dirawat di asrama tersebut.

Sedangkan korban dirawat di tempat tersebut sejak umur 10 tahun. Dulunya, asrama tersebut dikelola orang tua VE. Namun, setelah orangtua VE meninggal, kemudian dikelola isterinya dan VE.

"Sebenarnya TKP ini, dulunya ada ijin. Tapi ijinnya kemudian tidak pernah diperbarui sampai dengan tahun 2011, kira kira 12 tahun itu sudah tidak ada ijin," jelasnya.

Terkait perijinan ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penertiban.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Kaligawe Semarang, Diduga Ngantuk, Pemotor Tewas Tabrak Pembatas Jalan

"VE dipersangkakan pasal, pasal 338 KUHP subsider pasal 359, yaitu kelalaiannya menyebabkan orang lain meninggal," pungkasnyq.

Sementara, tersangka VE mengakui, melakukan pertolongan terhadap korban dengan cara menarik baju korban dibagian leher.

Namun, demikian, pihaknya juga mengakui, tidak memiliki ketrampilan atau sertifikat terkait penanganan hal tersebut.

"Kursus tidak, Tetapi semenjak SD SMP, SMA, melihat apa yang bapak ibu berikan kepada anak anak. Otodidak. (Perijinan). Tidak tahu, kami juga bingung bapak juga meninggal, tidak cerita," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

XLSMART Gelar Pesantren Digital di Demak

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:24 WIB
X