Audiensi Permasalahan PPDB dengan Orangtua Murid SMPN 1, Mbak Ita Temui Disdik Jateng untuk Cari Solusi

photo author
- Minggu, 14 Juli 2024 | 18:49 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat melakukan audiensi bersama wali murid SMPN 1 yang terlibat kasus piagam palsu. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat melakukan audiensi bersama wali murid SMPN 1 yang terlibat kasus piagam palsu. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Baca Juga: Kasus Piagam Palsu di Semarang Bawa Petaka, Pelatih Marching Band SMPN 1 Semarang Diburu Banyak Orang

Lebih lanjut, Mbak Ita meminta agar tidak berpikir buruk terhadap murid maupun orang tua yang mengalami masalah ini. Sebab, mereka adalah korban dari dugaan pemalsuan piagam tersebut.

“Tadi anak-anak dan orang tua minta ke teman media yang punya contoh piagam dengan nama anaknya bisa ditake down. Tadi pesan seperti itu, anaknya malu. Karena ini bukan salah anak, tapi stigma masyarkat anak-anak ini tidak jujur, sehingga perlu diluruskan,” bebernya.

Di sisi lain, Mbak Ita memastikan jika Pemkot Semarang siap membantu pendidikan anak-anak kurang mampu yang tidak diterima di sekolah negeri.

Pemkot Semarang juga bersedia memberikan pendampingan psikologi bagi anak-anak yang mengalami trauma akibat kejadian ini.

Baca Juga: Arti Istilah Teka Teki MPLS Teh Hijau Gembira Bunga Melati, Air Kencing Banteng, Minuman Orang Bangsawan

“Anak tidak mampu bisa dibiayai oleh APBD, dengan program beasiswa. Tapi kalau memang bukan dari kategori tidak mampu, kita punya program Gerbang Harapan untuk membantu mereka sekolah di swasta,” imbuhnya.

Sementara itu, perwakilan orang tua murid, Indah mengklaim nama anak-anak yang menggunakan piagam marching band Internasional secara virtual masih terdata di sistem PPDB.

Hanya saja, murid-murid ini tidak bisa melakukan proses-proses pendaftaran selanjutnya.

"Jadi diblok oleh sistem. Secara otomatis anak-anak terlempar karena tanggal 12 jatah jalur prestasi daftar ulang, karena tidak bisa sesuai juknis dianggap mengundurkan diri," ucapnya.

Indah berharap, upaya-upaya yang dilakukan Pemkot Semarang ke depan bisa menjadi titik temu. Ia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak menjustifikasi buruk murid-murid yang terlibat dalam masalah ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X