DPRD Jateng Gelar FGD Media di Era Disrupsi, Diminta untuk Adaptasi dan Kreatif

photo author
- Rabu, 22 Januari 2025 | 19:25 WIB
FGD Media di Era Disrupsi yang digelar oleh DPRD Jateng. Dalam FGD ini, media membahas bagaimana agar bisa survive di era disrupsi. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
FGD Media di Era Disrupsi yang digelar oleh DPRD Jateng. Dalam FGD ini, media membahas bagaimana agar bisa survive di era disrupsi. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - DPRD Jawa Tengah menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang bertemakan "Media di Era Disrupsi", Rabu 22 Januari 2025 di Hotel Front One HK Resort.

Dalam FGD ini hadir Imam Teguh Purnomo sebagai anggota DPRD Jateng Ketua Komisi A, serta Ketua DPRD Jateng Sumanto.

Kemudian sejumlah pemimpin redaksi media mulai dari Pimpred Suara Merdeka Agus Toto Widyatmoko, Kepala Biro Antara Jateng Teguh Imam Wibowo, lalu CEO Inilah, Jateng Damar Sinuko dan Pimperd Zonasi.id, Beno Siang Pamungkas. Serta dimoderatori oleh Pimpres Ayosemarang.com, Arri Widiarto.

Diskusi ini digelar sebagai pembahanan di mana di era saat ini, media dihadapkan pada pesatnya zaman. Alhasil konsumen semakin punya banyak pilihan dalam mendapat informasi sehingga kiprah media agak terhimpit.

Pimpred Suara Merdeka Agus Toto Widyatmoko yang buka obrolan menyatakan jika saat ini industri media sedang tidak baik-baik saja khususnya media cetak, sebab sudah banyak yang gulung tikar.

Baca Juga: Pemkot Semarang Kini Buka Klinik Hewan, Lokasinya Ada di Gayamsari dan Mijen

Menurutnya salah satu faktor yang membuat koran saling tutup saban tahun tentu saja adalah biaya produksi yang tidak sesuai dengan pemasukan.

"Kita tidak bisa melawan digital. Seperti yang diketahui saat ini lini informasi media digital cukup beragam. Dan produksinya cukup cepat. Hal itu membuat biaya produksi lebih hemat sehingga banyak yang beralih ke media online," paparnya.

Meski demikian, Toto tetap optimistis dengan asa media cetak. Dia berkaca ke negara maju seperti Amerika dimana koran Wahington Pos masih eksis.

Artinya dengan contoh itu, masyarakat di negara maju masih menggantungkan mendapat informasi dari media cetak.

"Ini menjadi tantangan bagi kami pengelola media cetak. Koran sampai kapanpun harus tetap survive dan bergahan. Kami optimis media cetak masih jadi referensi masyarakat dalam mengkonsumsi informasi untuk menjadi rujukan sebelum beraktivitas pada siang hari. Untuk saat ini kami mendekatkan diri pada komunitas agar selaras untuk mengintegrasikan bisnis," pungkasnya.

Baca Juga: Cek Lokasi Longsor di Petungkriyono Pekalongan, Nana Sudjana: Langkah Penananganan Dikebut

Sedangkan dari Kabiro Antara Jateng, Teguh Imam Wibowo menuturkan saat ini tantangan industri media juga cukup beragam baik dari operasional maupun AI.

Namun Teguh menyampaikan untuk perkara AI tampaknya tak perlu khawatir. Berdasarkan data yang dia dapat, AI sebetulnya malah membantu tugas jurnalisme.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X