Semarang Sudah Jarang Banjir Meski Belakangan Sering Hujan Deras, Ini Kuncinya

photo author
- Jumat, 24 Januari 2025 | 15:40 WIB
Efektivitas pompa air yang jadi andalan Kota Semarang untuk mencegah banjir. Hasilnya meskipun belakangan Semarang hujan deras, banjir bisa diminimalisir. (Humas Pemkot)
Efektivitas pompa air yang jadi andalan Kota Semarang untuk mencegah banjir. Hasilnya meskipun belakangan Semarang hujan deras, banjir bisa diminimalisir. (Humas Pemkot)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Sebagai wilayah pesisir yang memiliki potensi banjir cukup besar akibat limpasan air dari kawasan hinterland, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan dan mendukung upaya pemerintah.

Banjir dan luapan air yang melanda sejumlah wilayah seperti Kendal, Grobogan, Pekalongan dan wilayah pesisir lainnya juga menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana di ibu kota Provinsi Jawa Tengah.

“Kami turut berempati atas bencana banjir yang terjadi di wilayah-wilayah tetangga. Kita doakan mudah-mudahan musibah ini lekas berakhir dan berharap kondisi serupa tidak terjadi di Kota Semarang. Ke depan, kita harus tetap waspada, terus berkoordinasi dan menjaga kebersihan lingkungan termasuk dalam melakukan pemeliharaan kebersihan saluran serta perbaikan infrastruktur,” ujar Wali kota yang akrab disapa Mbak Ita.

Upaya kolaboratif dan terpadu dalam antisipasi dan penanggulangan banjir terus dimaksimalkan wali kota bersama seluruh stakeholder seperti Dinas Pekerjaan Umum, BBWS Pemali Juana, dan berbagai pihak terkait.

Baca Juga: 600 Pelari Perempuan Muda Mewarnai Balaikota Semarang Lewat Acara Wardah Glowlympic Fun Run

Dirinya juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat, seperti tidak membuang sampah sembarangan, yang menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mengurangi risiko banjir. Dengan langkah pro aktif, terpadu dan perencanaan adaptif, diharapkan risiko banjir di Semarang dapat diminimalkan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Soewarto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah mitigasi strategis untuk menghadapi cuaca ekstrem.

Menurutnya, Kota Semarang mengalami hujan ekstrem dengan curah lebih dari 300 mm pada 11–12 Desember 2024 lalu jauh melebihi kategori hujan ekstrem (>150 mm/hari).

Meski demikian, lanjutnya, berbagai langkah mitigasi dari Pemerintah Kota Semarang berhasil mencegah banjir di beberapa wilayah rawan, seperti Tlogosari, Woltermonginsidi, dan Muktiharjo Kidul. BMKG memperkirakan cuaca ekstrem berlanjut hingga Maret 2025.

Baca Juga: Kisah Patung-Patung di Kelenteng Tay Kak Sie dan Dewi Kwan Im yang Sering Dimintai Umat Mohon Petunjuk

“Beberapa yang telah dilakukan adalah normalisasi Kali Tenggang dan peninggian jembatan Nogososro untuk memperlancar aliran air ke Sungai Tenggang, peninggian Jalan Woltermonginsidi guna mencegah genangan serta pemasangan U-Ditch di Muktiharjo Kidul untuk meningkatkan kapasitas saluran air,” urai Soewarto.

Lebih lanjut, dirinya bersama tim juga melakukan optimalisasi pompa air di titik-titik rawan genangan untuk memastikan aliran air terkendali.

Terkait peninggian jembatan Nogososro, Lurah Tlogosari Kulon, Hananto Lesworo merasa senang dan mengapresiasi langkah yang ditempuh oleh Pemerintah Kota Semarang dalam mengatasi persoalan banjir di wilayah Tlogosari Kulon dan Tlogosari Wetan.

"Masyarakat sekitar Nogososro sebetulnya sudah mengeluhkan permasalahan banjir yang kerap terjadi di wilayah itu 5 atau bahkan 10 tahun ke belakang. Posisi jembatan itu rendah sama dengan permukaan air sungai, sehingga kalau hujan sedikit saja pasti limpasannya ke jalan Nogososro dan sekitarnya termasuk Jalan Kawung hingga masuk ke permukiman warga," terang Hananto.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X