Semarang Utara Masih Jadi Kantong Kemiskinan, Pemkot Siapkan 13 Program Intervensi

photo author
- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 10:39 WIB
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng dalam kegiatan Rakor Penanganan Kemiskinan di Hotel UTC, Kamis 23 Oktober 2025.  (Pemkot Semarang)
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng dalam kegiatan Rakor Penanganan Kemiskinan di Hotel UTC, Kamis 23 Oktober 2025. (Pemkot Semarang)

AYOSEMARANG.COM -- Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus menjadikan penanggulangan kemiskinan sebagai fokus utama pembangunan hingga tahun 2030. Saat ini, angka kemiskinan di ibu kota Jawa Tengah tercatat sebesar 3,3 persen, dan ditargetkan turun menjadi 2,9 persen dalam lima tahun ke depan.

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menegaskan, upaya pengentasan kemiskinan tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah. Ia menilai, kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan agar hasilnya optimal.

"Harus ada peran dari berbagai pihak, misal akademisi, sektor swasta, untuk membantu mengurangi angka kemiskinan ini," ujarnya, dikutip Ayosemarang.com, Sabtu 25 Oktober 2025.

Baca Juga: Kabar Gembira! UMK Jateng 2026 Diramal Naik, Ini Prediksi 5 Daerah Tertinggi

Agustina mencontohkan, pemberdayaan pelaku UMKM perlu terus didorong agar ekonomi masyarakat tumbuh.

"Pelaku UMKM ini harus dibantu, caranya gimana harus dibeli agar mereka bisa berdaya," sambungnya.

Melalui rakor tersebut, lanjut Agustina, akademisi diharapkan dapat menyusun kajian berbasis data yang nantinya menjadi dasar kebijakan Pemkot. Ia menyebut Kecamatan Semarang Utara masih menjadi wilayah dengan angka kemiskinan tertinggi.

"Akademisi bisa bikin kajian, ini harus ditangkap dan dipakai. Faktor kemiskinan ini, adalah ekonomi yang tidak bisa mengalami pertumbuhan," tuturnya.

Sementara itu, Pj Sekda Kota Semarang, Budi Prakosa, menjelaskan bahwa faktor penyebab kemiskinan di Semarang antara lain rendahnya daya dukung wilayah, terutama di daerah Semarang Utara dan Gayamsari yang kerap mengalami genangan.

Baca Juga: Kapolsek Brangsong Dipecat Karena Selingkuh dengan Janda, Karier AKP Nundarto di Polri Berakhir

"Kita lakukan intervensi, ada 13 program seperti kependudukan, aspek sanitasi, tempat tinggal, permodalan, infrastruktur lingkungan, ini harus dipenuhi agar mereka bisa berdaya," katanya.

Budi yang juga menjabat Kepala Bappeda Kota Semarang menambahkan, potensi ekonomi di wilayah miskin perlu dikembangkan agar bisa menjadi daya ungkit ekonomi warga.

Ia mencontohkan, di Semarang Utara terdapat sentra pengasapan ikan, di Jomblang Candisari ada pengolahan sampah, sementara Bangetayu Genuk memiliki potensi jajanan pasar. Semua sektor itu memerlukan dukungan agar bisa berkembang.

Selain sektor ekonomi, Dinas Kesehatan Kota Semarang juga telah memetakan risiko 14 jenis penyakit di kawasan dengan tingkat kemiskinan tinggi. Pemetaan tersebut dilakukan hingga tingkat RW untuk memudahkan langkah intervensi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X