KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Sedikitnya 50 benda pusaka seperti keris dan tombak dijamas menggunakan air dari tuk lanang, di Obyek Wisata Curug Sewu Patean Kendal.
Sebelum penjamasan, kegiatan digelar Paguyuban Tosan Aji Kendal dengan berbagai makanan tradisional. Pemiik pusaka kemudian berjalan kaki menyusuri bukit, untuk mengambil air dari tuk lanang yang akan digunakan untuk proses penjamasan.
Jamasan berarti memandikan, mensucikan, membersihkan, merawat dan memelihara. Jamasan pusaka merupakan wujud rasa menghargai peninggalan atas karya seni budaya nan adiluhung dari nenek moyang.
Benda pusaka seperti keris dan tombak beraneka macam, dikumpulkan untuk menjalani proses jamasan.
Sebelum dijamas dengan air dari sumber mata air yang bersih, keris dan tombak ini dibersihkan untuk menghilangkan debu yang menempel.
Jamasan, selanjutnya pemilik benda pusaka ini berjalan kaki menyusuri bukit, untuk mengambil air dari sumber mata air atau tuk lanang.
Sesepuh Paguyuban Tosan Aji mengambil air dari tuk lanang dan membawanya ke pendopo untuk dijadikan sarana penjamasan.
Setelah itu benda pusaka mulai bersihkan dengan cara disiram menggunakan air dari tuk lanang yang sudah dicampur dengan bunga. Satu-persatu dengan hati-hati benda pusaka ini disiram sebagai puncak penjamasan.
Ketua Paguyuban Tosan Aji Kendal, Arif Budi Prasetyo menjelaskan kegiatan jamasan pusaka nusantara ini dilaksanakan setiap tahun di bulan suro atau Muharram.
“Kegiatan ini sebagai bentuk nguri-nguri budaya. Harapan kami pecinta Tosan Aji, terutama di wilayah Kabupaten Kendal ini bisa semakin tergugah untuk melestarikan warisan budaya nusantara,” jelasnya Sabtu 12 agustus 2023.
Dikatakan jamasan pusaka ini bertujuan sebagai bentuk perawatan pusaka yakni keris, tombak, kujang dan lain sebagainya.
“Tujuannya untuk membersihkan kotoran-kotoran yang mungkin selama ini menempel. Pasalnya benda pusaka atau tosan aji ini berbahan besi yang banyak karat dan kotoran yang menempel, sehingga perlu perawatan yang baik agar tidak rusak,” imbuhnya.