semarang-raya

Aliansi Strategis Peduli dan Relawan Lansia Nasional Segera Launching, Agar Lansia Tetap Produktif

Sabtu, 26 Maret 2022 | 18:21 WIB
Aliansi Strategis Peduli dan Relawan Lansia Nasional Segera Launching, Agar Lansia Tetap Produktif (YouTube Pesantren Lansia)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Jumlah lansia di Indonesia per 2022 disebut mencapai 36 juta jiwa. Sedangkan jumlah pra lansia berada di kisaran 59 juta jiwa. Dorongan keinginan agar para lansia terus produktif di masa senjanya dilakukan oleh sejumlah pihak.

Salah satunya dilakukan oleh Pondok Pesantren Lansia Raden Rahmat dan Dompet Dhuafa, yang berkolaborasi melaunching program Aliansi Strategis Peduli dan Relawan Lansia Nasional. Melalui program ini, baik Ponpes Lansia Raden Rahmat dan Dompet Dhuafa bahu-membahu melakukan pemberdayaan agar lansia di Indonesia bisa tetap produktif.

Launching program Aliansi Strategis Peduli dan Relawan Lansia Nasional digelar di Tandur Space Kota Semarang, Selasa 29 Maret 2022. Program ini tak hanya untuk memberdayakan lansia sebagai obyek penerima manfaat, tetapi juga mendorong para lansia tetap berdaya bahkan bermanfaat bagi masyarakat.

Baca Juga: Warga dan Santri Gotong Royong Cor Asrama Lansia Pondok Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat

Direktur Pesantren Lansia Raden Rahmat Ahmad Winarno menjelaskan, dengan jumlah lansia yang semakin bertambah maka perlu ada penanganan serius. Artinya diperlukan sinergi kebaikan dari lembaga yang memiliki konsen menangani lansia.

"Perlu juga ada penguatan dari para relawan yang senantiasa menebarkan kebaikan untuk bakti kepada orang tua," jelasnya.

Contoh kongkrit dalam penanganan lansia dalam program Aliansi Strategis Peduli dan Relawan Lansia Nasional ini disebutnya ada bermacam-macam. Di antaranya pemberdayaan lansia pada bidang spiritual, sosio kultural, hingga pelatihan motorik.

"Pada pemberdayaan bidang spiritual, orang tua, kita ajak memberikan sharing pengalaman rohaninya di masa lalu dan masa sekarang. Sifatnya reflektif dari kehidupan sebelumnya. Kemudian pada pemberdayaan bidang sosio kultural, lansia kita ajak berbaur dengan masyarakat untuk menghasilkan karya yang sesuai dengan kemampuan para lansia. Bisa seni, kerajian tangan, pertanian, seni budaya. Sedangkan melatih motorik agar tidak pikun untuk pelayanan biologisnya, kita ajak para lansia bertani untuk kebutuhan makanan sehat, tanaman obat-obatan, juga olah raga," jelas dia.

Dalam program ini, pihaknya juga akan melibatkan keluarga si lansia dan juga beberapa komunitas. Sebab Po

"Untuk yang di dalam (ponpes) itu sifatnya resisdensial. Jika lansia sudah tidak bisa dilayani oleh keluarga dan komunitas maka sebagai lembaga, kita menyiapkan diri walau masih terbatas kapasitasnya, baik daya tampungnya maupun jenis layanannya," ungkap Ahmad Winarno.

Baca Juga: Cegah Anemia, Puskesmas Sayung I Distribusikan Tablet Tambah Darah ke Pesantren Nurul Quran

Dalam pemberdayaan lansia itu, ia membeberkan tantangan yang ada ke depannya. Di antaranya ada gap pendidikan dan faktor kearifan lokal yang dijunjung tinggi.

"Lansia yang ada saat ini, beliau termasuk baby boomers yang lahir antara tahun 1945 sampai 1970, di mana masa itu secara pendidikan formal belum tertalu diperhatikan namun nilai kearifan lokal dijunjung tinggi. Maka kita sebagai pendamping harus memahami. Ini akan berbeda pola ketika 15 tahun lagi yang hari ini pra lansia cara menanganinya tentu tidak sama dengan yang hari ini sudah lansia," terang dia.

Senada, Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman, menjelaskan tantangan dalam pemberdayaan lansia di antaranya sikap mental yang tetap harus positif.

Halaman:

Tags

Terkini

XLSMART Gelar Pesantren Digital di Demak

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:24 WIB