SEMARANGSELATAN, AYOSEMARANG.COM - Seorang dosen di sebuah universitas swasta di Kota Semarang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi.
Pelecehan seksual dosen sebuah universitas swasta di Kota Semarang ini diduga dilakukan oleh dosen penempuh mata kuliah.
Kabar pelecehan seksual seorang dosen kepada mahasiswi di kampus swasta Kota Semarang ini diungkapkan oleh pendamping korban dari Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM), Citra Ayu Kurniawati, Rabu 15 Desember 2021
Baca Juga: Catat! Dinkes Semarang Gelar Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun pada 21 Desember
Citra mengatakan, kasus pelecehan seksual ini diawali ketika dosen tersebut mengirim Direct Message atau DM Instagram kepada mahasiswi hingga berlanjut ke pesan Whatsapp.
Bahkan, kata dia, dosen itu sering menawarkan tiket transportasi pulang kepada korban, namun awalnya ditolak oleh korban.
Penolakan ini membuat pelaku melakukan bujuk rayu terhadap korban agar mau menerima tawaran sang pelaku.
"Dari situ, kedekatan pelaku dan korban semakin dekat hingga berpacaran. Saat berpacaran, pelaku juga memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual dari tahun 2020 - 2021," kata Citra Ayu Kurniawati.
Perlakuan dosen ini membuat korban resah karena sampai mengajak korban untuk berhubungan badan. Lalu korban membuat laporan ke kampus dan LRC-KJHAM.
Parahnya, dosen tersebut juga mengancam kepada korban hingga akan datang ke kos-kosannya. Dari tindakan pelaku, kata dia, korban mulai tidak nyaman hingga ingin memutuskan hubungan dengan pelaku.
Baca Juga: Laura Anna Meninggal Dunia, Ini Ucapan Duka Gaga Muhammad
"Saat korban meminta putus itu sering datang ke kosannya korban. Namun sekarang pihak kampus sudah mengetahui dan pelaku dipecat dari profesinya sebagai dosen. Sepertinya intensitas datangnya sudah berkurang. Korban juga sudah di tempat yang aman,"ungkapnya.
Meski pelaku tidak diproses secara hukum, Citra mengutamakan pemulihan korban ke psikologis dan shelter.
Pasalnya pasca putus berpacaran dengan pelaku, dosen tersebut masih mendatangi kos-kosan si mahasiswi, hingga rasa trauma masih ada.