Pencegahan Stunting Terus Dilakukan, Wali Kota Semarang Sebut Perbedaan Data Jadi Kendala

photo author
- Selasa, 1 Maret 2022 | 21:43 WIB
Wali Kota Hendrar Prihadi dalam acara Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (Dok)
Wali Kota Hendrar Prihadi dalam acara Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (Dok)

SEMARANGSELATAN, AYOSEMARANG.COM - Wali kota Semarang mengungkapkan jika salah satu kendala stunting adalah adanya perbedaan antara data pusat dengan daerah. 

Wali Kota Semarang itu mengungkapkan ada 1.367 anak yang mengalami stunting, atau 3,1 % dari total balita 44.058 anak. Namun di data pusat tercatat 21,3 %.

"Data masih jadi persoalan rumit. Kalau 1.367 dari usia balita itu 3,21 %. Kemenkes kok 21 ©," kata Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu usai mengikuti Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia di Hotel Popers Selasa 1 Maret 2022.

Baca Juga: Ciri Terkena WhatsApp Anxiety dan Cara Menghindarinya

Meski demikian, Hendi menyebut upaya mengatasi stunting terus dilakukan.

Dirinya menyebut banyak ibu yang belum paham soal gizi untuk anak. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi.

Selain itu juga, pemerintah melakukan pemberian makanan bergizi sehari tiga kali selama 3 bulan.

"Kita membagikan makanan gizi sehari 3 kali selama 3 bulan dan pemberian susu termasuk vitamin lewat program Dinkes. Kalau angkanya hari ini sangat menakutkan tapi saya yakin tahun depan sudah bisa turun sangat drastis," ucapnya dalam keterangan yang didapat.

Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut angka stunting di Indonesia masih mencapai 24,4 %.

Angka ini masih berada di atas standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20 %.

Baca Juga: (SEMARANGAN) Mengenal Oei Tiong Ham Part 2: Filosofi Tak Ada Pintu Besi yang Tidak Bisa Ditembus Peluru Emas

Hasto Wardoyo mengatakan berdasar hasil survei, angka stunting di Indonesia mengalami penurunan tapi masih 24,4 % dari keseluruhan jumlah balita 23 juta anak.

"Data berdasar survei 24,4 %. Jumlah balita 23 juta lebih sedikit. Jadi masih 6,1 jutaan. Standar WHO 20 persen," kata Hasto.

Kemudian Hasto menambahkan untuk target yang dipatok masih sesuai yang ditetapkan oleh Presiden Indonesia 14 % sampai masa jabatan selesai.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X