Gerebek Sumpil di Desa Jagalan Kendal, Tradisi Sambut Bulan Ramadan

photo author
- Kamis, 17 Maret 2022 | 19:21 WIB
Warga berebut gunungan Sumpil dan hasil bumi yang dikirab dalam ruwahan massal Haul Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwaja Kamis 17 Maret 2022. (edi prayitno/kontributor Kendal)
Warga berebut gunungan Sumpil dan hasil bumi yang dikirab dalam ruwahan massal Haul Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwaja Kamis 17 Maret 2022. (edi prayitno/kontributor Kendal)

Baca Juga: Doa Nisfu Syaban yang Cocok Diamalkan Malam Ini

“Harapannya mendapat keberkahan sesuai dengan simbol dan makna yang terkandung dalam makanan khas Kaliwungu ini,” ujar Siska warga Kaliwungu.

Tradisi Gerebek Sumpil dengan kirab gunungan berisi makanan khas Kaliwungu mengandung filosofi keberkahan manusia dalam menjalani hidup harus seimbang.

“Gunungan ini sengaja diperebutkan warga sebagai bentuk keberkahan dan saling berbagi sesama manusia. Sumpil sendiri mengandung makna menyerahkan diri kepada sang pencipta dengan ikhlas,” jelas Zaenal Arifin, pengurus makam Eyang Pakuwaja.

Dikatakan, sumpil yang dibungkus dari daun bambu
mempunyai makna agar manusia bisa berguna seperti bambu yang setiap bagiannya bermanfaat.

Baca Juga: Bupati Wihaji Kedatangan Tamu Paguyuban Masyarakat Jateng dan Batang, Sejumlah Hal Dibahas

“Sumpil yang berbentuk segitiga mengandung makna manusia harus menjalin hubungan dengan sang pencipta dengan sesama manusia dan benda lain ciptaan tuhan,” imbuhnya.

Selain menggelar Gerebek Sumpil juga digelar pengajian dalam rangka haul dan ruwahan masal di makam Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwaja.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Sebanyak 21.246 Surat Suara Rusak di Kendal Dibakar

Rabu, 14 Februari 2024 | 15:13 WIB
X