KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Menyambut datangnya Bulan Puasa di Kaliwungu Kendal, ada tradisi unik yang selalu digelar. Yakni Gerebek Sumpil.
Sempat tidak digelar dua tahun akibat pandemi, Kamis 17 Maret 2022, ratusan warga Kampung Jagalan, Desa Kutoharjo, Kaliwungu saling berebut gunungan yang berisi Sumpil, makanan khas Kaliwungu dan hasil bumi.
Gunungan berisi Sumpil dan hasil bumi ini sebelumnya diarak dari makam Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwaja menuju bukti Jabal di Kaliwungu untuk diperebutkan warga.
Baca Juga: Anggota Komisi III DPR RI Eva Yuliana Apresiasi Keterbukaan Densus 88 Terkait Dokter Sunardi
Dua ribu Sumpil ludes dalam waktu kurang dari lima menit dan warga rela berebut agar mendapatkannya.
Sumpil, makanan khas Kaliwungu yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan daun bambu itu disiapkan warga Kampung Jagalan, Desa Kutoharjo, Kaliwungu.
Gunungan yang juga berisi aneka makanan ringan dan hasil bumi terlebih dulu dibacakan doa bersama di makam Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwaja.
Baca Juga: Keutamaan Membaca Surat Yasin dan Hukumnya saat Malam Nisfu Syaban
Usia berdoa, bersama warga, kemudian mengarak
gunungan yang berisi dua ribu sumpil keliling kampung diiringi dengan drum blek.
Gerebek Sumpil ini dilaksanakan warga menyambut datangnya bulan puasa dengan harapan saat bulan puasa datang bisa menjalankan ibadah dengan baik.
Sesampainya di bukit Jabal, gunungan kemudian menjadi rebutan warga yang sudah berkumpul.
Tidak hanya Sumpil yang menjadi rebutan warga, kembang manggar yang berisi uang juga menjadi rebutan.
Warga rela saling dorong dan berebut Sumpil yang sudah dikemas dalam wadah plastik ini untuk mendapatkan keberkahan.
Warga yang rela berebut gunungan Sumpil ini mengaku makanan khas ini jarang sekali ditemukan.