"Daripada nunggu massal kan tidak bisa langsung. Sapi kami keburu mati," ungkapnya.
Kecemasam juga diungkapkan oleh Nur Salim setelah dia kehilangan delapan sapinya yang terjangkit.
Berbagai cara untuk lari dari PMK sudah sudah dilakukan, baik membeli antibiotik hingga ramuan jamu untuk sapi.
"Sepekan bisa habis Rp600 ribu, tapi tidak ada hasil. Jadi terpaksa sapi yang terjangkit dijual murah untuk dipotong," imbuhnya.
Untuk kerugian, jika dihitung saat ini dia sudah kehilangan Rp150 juta lebih.
Baca Juga: Bangkai Sapi Limosin Diduga Positif PMK Dibuang di Alas Roban Batang, Mulut Penuh Belatung
"Padahal pesanan sudah banyak. Tapi sapinya malah mati. Harganya pun anjlok 60 persen," katanya.
Sementara pada Sabtu lalu, Pemerintah Kota Semarang secara resmi sudah melakukan vaksinasi PMK.
Dari jumlah dosis yang diberikan oleh Pemprov Jateng, Pemerintah Kota Semarang mendapat 100 dosis.
BACA BERITA AYOSEMARANG SELANJUTNYA DI GOOGLE NEWS