KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan sapi di Kabupaten Kendal meningkat drastis.
Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kendal mencatat 27 Mei lalu ada 40 ekor hewan ternak yang positif PMK dan tersebar di lima kecamatan, yakni di Kecamatan Boja, Singorojo, Limbangan, Kangkung dan Sukorejo.
“Namun data Selasa 31 Mei 2022 naik menjadi 152 ekor sapi, sedangkan untuk 9 kerbau , wilayah penyebarannya juga bertambah di 6 kecamatan, yakni Kecamatan Patean, Pageruyung, Plantungan, Patebon, Cepiring, dan Gemuh, sehingga total menjadi 11 kecamatan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kendal, Pandu Rapriat Rogodjati.
Baca Juga: Converter YouTube to MP3 Tanpa Aplikasi Pakai YTMP3 Gratis
Dikatakan berdasarkan pengamatan, penyebab meluasnya kasus PMK, karena para pengepul masih aktif mendatangkan sapi dari luar daerah Kendal. Sedangkan pusat penyebarannya terjadi di pusat penjualan hewan.
"Justru penularan itu kebanyakan dari pedagang yang mendatangkan sapi dari luar Kendal, maka tolonglah untuk tidak usah kulakan, paling tidak sampai dengan 14 hari ke depan, setelah masa inkubasi virus selesai," katanya.
Melihat hal tersebut, Pandu meminta kepada para pedagang atau pengepul, untuk sementara tidak mendatangkan sapi dari luar daerah Kendal, paling tidak selama dua pekan atau 14 hari ke depan, sesuai dengan masa inkubasi virus, yang sudah melemah.
Pedagang dan peternak juga harus selalu menjaga kebersihan kandang dengan melakukan penyemprotan desinfektan.
Baca Juga: Jokowi Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno, Awal Lahirnya Pancasila
Selain itu, juga harus menjaga kebersihan diri, dengan mandi dan berganti pakaian setelah pulang dari pasar hewan. Pasalnya, penyebaran virus PMK bisa terbawa melalui pakaian yang dikenakan.
"Penyebaran virus ini bisa melalui udara, kemudian menempel di badan atau pakaian, maka setelah pulang dari pasar hewan, harus langsung mandi dan ganti pakaian, supaya tidak menularkan virus ke hewan ternak sapinya," katanya.
Dikatakan, pemilik sapi bisa melakukan penyembuhan secara mandiri, dengan memberikan obat, vitamin dan ramuan herbal, untuk menjaga imunitas tubuh hewan hewan ternak sapi.
"Sudah kami sosialisasi untuk penanganan secara mandiri, paling tidak ada penyemprotan-penyemprotan desinfektan dengan ramuan-ramuan yang tidak harus beli di toko, tapi bisa bikin sendiri dari jenis-jenis tanaman untuk penyemprotan maupun suplemen untuk ternak tersebut," jelasnya.
Baca Juga: Rumah Spanyol Semarang, Bangunan Tua Bermitos Kuntilanak Merah