SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Tim Pengabdian Masyarakat LPPM Unnes di Kampung Jamu kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen telah melaksanakan pelatihan pembuatan jamu instan dan jamu jelly.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Unnes, Dr. Aditya Marianti mengatakan, keberadaan kampung jamu memiliki potensi sosial kultural maupun ekonomi.
"Jamu adalah warisan budaya yang khasiatnya diakui turun temurun dan masih hidup membudaya di kalangan masyarakat. Namun sayangnya produk jamu ini hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Semarang itupun tidak merata di semua wilayah," ujarnya dalam keterangan yang didapat, Senin 25 Juli 2022.
Baca Juga: 5 Rempah Ini Efektif untuk Menjaga Kesehatan Tubuh Anda
Menurut Aditya, jenis produk dan penjualan yang masih tradisional cepat atau lambat akan menyebabkan menurunnya daya saing jamu gendong tradisional dibandingkan dengan produk pabrikan.
Perlu diversifikasi produk olahan jamu gendong menjadi lebih kekinian sehingga bisa diterima oleh lebih banyak segmen pasar, termasuk remaja dan anak-anak.
Berdasarkan permasalahan mitra, maka Tim Pengabdian Masyarakat Unnes memberikan pelatihan diversifikasi olahan jamu gendong menjadi jamu serbuk instan dan jamu jelly kepada 10 orang anggota Paguyuban Sumber Husodo
Selain itu dilatihkan juga bagaimana mengemas produk jamu instan yang berbentuk serbuk kering yang dikemas dalam stoples plastic kecil.
Untuk minuman jamu bentuk jelly yang dijual dalam cup-cup kecil yang ditutup rapat dengan plastic cup sealer.
Baca Juga: Cara Mengusir Semut yang Berkeliaran dengan Bahan-Bahan yang Ada di Rumah
"Pengemasan yang praktis dan higienis memungkinkan produk tersebut awet dan praktis untuk dikirimkan ke berbagai wilayah bahkan diharapkan bisa menjangkau semua kalangan di seluruh Indonesia. Untuk meperluas wilayah pemasaran jamu maka para perajin perlu dibekali pemahaman tentang pentingnya branding dan keterampilan menggunakan aplikasi online," katanya.
Sementara itu, Kholidi, Ketua Paguyuban Penjual Jamu Gendong Sumber Husodo menambahkan, selama ini hasil penjualan jamu, telah dapat meningkatkan ekonomi para perajin.
Namun wilayah pemasaran jamu gendong produksi kampung jamu ini masih dijual door to door atau membuka kios di pasar di seputaran Semarang.
Jamu yang diproduksi beraneka ragam. Semuanya dalam bentuk cair, dan belum bisa membuat jamu dalam bentuk serbuk. Konsumennya didominasi oleh orang dewasa.