KENDAL, AYOSEMARANG.COM - Ibarat jatuh tertimpa tangga, kondisi nelayan Bandengan Kendal semakin terjepit.
Sudah sulit mendapatkan BBM untuk perahu karena harga naik, gelombang tinggi perairan jawa memaksa nelayan tidak melaut.
Kondisi ini berdampak pada tempat pelelangan ikan atau TPI sepi lantaran hasil tangkapan nelayan yang sedikit.
Baca Juga: Asyik Rekap Judi Online HK, Warga Kecamatan Cepiring Ini Diringkus Polisi dengan Barbuk Kupon Togel
Salah seorang nelayan, Nur Ahmad mengatakan ia memilih untuk tidak melaut lantaran naiknya harga solar serta sulitnya mendapatkan pasokan solar.
”Selain itu kondisi laut juga saat ini masih rawan dengan gelombang yang cukup besar yang berdampak pada hasil tangkapan juga sedikit,” katanya.
Akibat banyak nelayan yang tidak melaut saat ini kondisi TPI Bandengan menjadi sepi. Ahmad mengaku hasil tangkapan ikan di laut juga rata-rata tidak memuaskan, sehingga cenderung mengalami penurunan harga.
Baca Juga: Akhirnya Warga Kendal Terima BLT BBM dan Program Sembako, Segini Besarannya
Sementara pedagang ikan di TPI Bandengan, Nur Halimah mengeluh lantaran naiknya harga solar tidak mempengaruhi harga ikan dari nelayan. Bahkan ada beberapa jenis ikan justru turun harga lantaran sepinya TPI.
“Seperti diantaranya gurita masih tetap Rp 30.000 per kilogram, udang juga tetap Rp 25.000 per kilogram. Sementara untuk ikan kecil campuran masih Rp 10.000 per kilogram,” ujarnya.
Baca Juga: Kodim Kendal Beri Bantuan Pupuk Gratis Disaat Harga Pupuk Melambung
Untuk harga ikan yang turun antara lain harga cumi-cumi turun dari Rp 45.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram.
Harga udang turun dari Rp 50.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram.
“Ikan blanak juga turun dari Rp 35.000 menjadi Rp 25.000 per kilogram,” pungkasnya.