KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Meski upaya terus dilakukan dengan menggandeng seluruh pihak, namun penurunan angka stunting di Kendal belum banyak.
Bahkan, angka stunting masih tinggi sehingga perlu penanganan lebih baik lagi.
Tim Audit Intervensi Stunting Kendal, Dona Yanuar mengatakan, untuk mendukung terintegrasinya pelaksanaan intervensi penurunan stunting di kabupaten/kota, maka akan dilaksanakan aksi integrasi yang akan memperkuat efektivitas intervensi penurunan stunting mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
Baca Juga: Pembawa Rezeki? Kenali Ciri-ciri Burung Perkutut Katuranggan di Sini
“Ini untuk mengawal dan membina kabupaten/kota dalam melaksanakan intervensi penurunan stunting terintegrasi. Pedoman ini akan dimutakhirkan secara periodik berdasarkan pembelajaran dari penerapannya,” jelasnya pada Kamis, 29 September 2022.
Di Kabupaten Kendal, kasus stunting masih cukup tinggi. Ada beberapa kasus yang sudah diintervensi tetapi belum ada perubahan, sehingga perlu adanya tim pakar yang nantinya berfungsi memberikan masukan-masukan.
"Kira-kira intervensi apa, intervensi lanjutan yang dilaksanakan oleh puskesmas misalnya, untuk mengawasi kasus yang belum selesai tadi,” timpal Dona.
Baca Juga: Duel Spesifikasi Samsung Galaxy A33 5G Vs Vivo T1 Pro 5G, Unggul yang Mana?
Dijelaskan, setidaknya dari enam sampling kasus yang diambil timnya di Kabupaten Kendal, yakni dua ibu hamil dan satu ibu nifas, beresiko terjadinya stunting.
Hal itu bisa terjadi karena pemenuhan gizinya yang masih kurang.
"Kemudian sanitasi lingkungannya buruk, kemampuan atau daya beli yang kurang untuk pemenuhan gizi tadi. Mereka masuk yang beresiko stunting,” ucapnya.
Menurut Dona, perlu adanya intervensi lanjutan secara komperehensif, dari masing-masing OPD dan masyarakat.
Penurunan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab semua orang.