Secara terpisah, Kepala Bidang SD Disdikbud Kabupaten Batang, Yulianto mengatakan, proyek rehab SDN Wonosegoro 02 seharusnya selesai akhir Desember. Namun penyedia jasa mengajukan permohonan perpanjangan pengerjaan.
Ia pun menyebutkan ada lima paket rehabilitasi SDN dikerjakan oleh satu kontraktur dengan nama CV Amelia Rahman asal kota Cimahi, Jawa Barat.
"Pekerjaanya baru mencapai progres antara 30 persen hingga 35 persen hingga akhir masa kontrak 17 Desember 2021," jelasnya.
Padahal waktu pelaksanaan pekerjaan mencapai 120 hari kalender. Tapi hingga akhir masa kontrak tidak selesai. Nilai kontrak persekolah cukup fantastis.
Rincian proyek lima sekolah tersebut yaitu SDN Depok 2 (Rp 510.548.651), SDN Jambangan 2 (Rp 663.277.074), SDN Pejambon (Rp 531.450.377), SDN Plelen 1 (Rp 528.124.663) dan SDN Wonosegoro 2 (Rp 803.077.867). Proyek yang dikerjakan CV Amelia Rahman itu hanya di kisaran 30 persen hingga 35 persen.
"Lalu satu SDN lagi yaitu SDN Sidomulyo 1 yang akhir kontrak per 27 desember 2021. Dengan progres akhir tahun 61,54 persen dan sekarang 65 persen. kontraktor dari Kabupaten Pekalongan. Nilai kontraknya Rp 499.999.998," ujarnya.
Yuliyanto berharap proyek pembangunan itu selesai. Sebab, proyek rehabilitasi sekolah berbeda dengan bangunan lain yang tidak ada imbasnya.
"Tapi dampak di bidang pendidikan luar biasa karena untuk proses belajar mengajar. Saat ini, untuk proses belajar mengajar kami mencari alternatif tempat lain untuk sementara waktu," jelasnya.
Ia menjelaskan pihaknya bersama tim teknis, konsultan pengawas, pengendalian pembangunan, hingga pengadaan barang dan jasa menerima permohonan perpanjangan.
Risikonya antara lain memperpanjang jaminan pelaksanaan sesuai perpanjangan maksimal 50 hari kalender. Lalu, dikenakan sanksi/denda 1 per 1.000 dari nilai kontrak.
Baca Juga: Anggota TNI Budidaya Tanaman Hidroponik, Jadi Viral di Batang, Ini Sosoknya
Kemudian, pembayaran progress dilakukan pada apbd perubahan 2022. Lalu, ia juga menambahkan pernyataan pihak penyedia jasa harus membuat surat pernyataan kesanggupan manakala sampai 50 hari tidak selesai, maka pembayaran hanya sesuai progres.
Yuliyanto mengatakan jenis pekerjaan seluruh proyek itu mirip yaitu penggantian struktur atap menjadi rangka besi. Pekerjaan besarnya yaitu di penggantian atap. Lalu ada perbaikan dinding yang mengelupas.
Ia mengakui bahwa finansial menjadi kendala keterlambatan proyek dan kesalahan metode pelaksaan. Berdasarkan laporan, penyedia jasa berulangkali menghentikan pekerjaan hingga dua minggu karena masalah pembayaran tenaga kerja.
Yuli mengatakan sebenanrya pekerjaan rehabilitasi itu sederhana karena tidak membangun ulang. Jika kontraktor punya finansial sehat maka pakerjaan akan cepat selesai.