Dicari Banyak Orang, Ini Cerita Asli KKN di Desa Penari yang Lengkap

photo author
- Rabu, 11 Mei 2022 | 11:33 WIB
Cerita asli KKN di Desa Penari yang lengkap dicari banyak orang.
Cerita asli KKN di Desa Penari yang lengkap dicari banyak orang.

Tapi, Pak Prabu menjelaskan, di bagian selatan sinden, samping sungai, ada sebuah bilik dengan kendi besar di dalamnya, di sana, bisa di gunakan untuk mandi.

Tidak berhenti di situ, Pak Prabu mengatakan bahwa mulai hari ini, kendi di dalam bilik akan diusahakan selalu terisi penuh, terutama untuk mandi anak-anak perempuan.

Untuk laki-laki, bisa mengisi air di kendi dengan cara menimba air dari sungai.

Semua anak tampak paham, meski muka Wahyu dan Anton tampak keberatan, namun mereka tidak dapat melakukan apa-apa.

Sekembalinya ke penginapan, Widya melihat Nur tengah tidur, hari itu diakhiri rapat dengan semua anak, lalu kembali ke kamar untuk mengerjakan laporan.

Sore menjelang malam Nur sudah bangun. Saat itu juga, Widya memintanya untuk mengantarkan dirinya pergi ke kamar mandi di bilik samping sinden. Awalnya Nur tampak tidak mau, tapi karena dipaksa, akhirnya ia pun ikut dengan catatan, Nur adalah yang pertama masuk bilik.

Widya setuju. Ia gak berpikir aneh-aneh.

Selama perjalanan, ia melihat setiap rumah yang dilewati, rata-rata sama, semua rumah tepan (tembok di depan) kiri-kanan dari gedek (bambu dianyam), langit sudah merah, dan setelah menempuh jarak lumayan, akhirnya mereka sampai di sinden.

Bangunan sinden itu menyerupai candi kecil. Bedanya, kolamnya persegi 4 dengan air yang jernih tapi berlumut, setelah mencari-cari dari sinden, ketemulah bilik itu tepat di samping pohon asem, yang besar sekali, rindang, tapi mengerikan.

Sempat ragu, tapi Widya bilang lanjut. Rupanya benar, ada kendi besar di dalam bilik itu.

Air juga sudah penuh di dalam kendi, Nur pun masuk, sementara Widya menunggu di depan bilik, matanya tidak bisa melepaskan diri dari bangunan sinden yang entah kenapa seolah menarik perhatiannya, di sampingnya, ada sesajen itu.

Dari dalam bilik, terdengar suara air bilasan dari Nur, setelah mencoba mengalihkan perhatian dari sinden, Widya baru sadar, ada aroma kemenyan di dekat tempatnya berdiri, di telusurilah wewangian itu, benar saja, di samping pohon asem itu pun ada sesajennya.

Yang lebih parah, bara dari kemenyan baru saja dibakar.

Antara takut dan kaget, Widya kembali ke pintu bilik, dan dari dalam, sudah tidak terdengar suara air bilasan.

"Nur, Nur," teriak Widya sembari menggedor pintu kayu, anehnya, hening, tidak ada jawaban dari dalam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemenimipas Teken MoU dengan Delapan Lembaga Negara

Rabu, 19 November 2025 | 21:03 WIB
X