Peran Bermain Dalam Pembelajaran

- Kamis, 28 Desember 2023 | 14:49 WIB
: Ahmad Ripai, Mahasiswa S3 PBI UNS Solo. (dok pribadi.)
: Ahmad Ripai, Mahasiswa S3 PBI UNS Solo. (dok pribadi.)


AYOSEMARANG.COM - Meskipun kata 'permainan' dan maknanya tampak jelas, sebenarnya ini adalah konsep yang rumit dan banyak diperdebatkan. Seperti yang dicatat oleh Sutton Smith (1997) dikutip dalam Rieber 2001), 'Kita semua kadang-kadang bermain, dan kita semua tahu seperti apa rasanya bermain. Namun ketika membuat pernyataan teoritis tentang apa itu permainan, kita jatuh ke dalam kekonyolan. Hanya ada sedikit kesepakatan di antara kita, dan banyak ambiguitas.'

Sebelum mendefinisikan permainan, ada baiknya kita mempertimbangkan karakteristiknya. Pertama dan terpenting, bermain terdiri dari integrasi antara aktivitas mental dan fisik yang berlangsung dalam konteks yang bermakna.

Bermain ditandai dengan kesenangan, spontanitas, kreativitas, imajinasi dan tidak adanya rasa takut akan kegagalan dan konsekuensi negatif.

Bermain dalam pembelajaran merupakan salah satu cara untuk menerima materi dari guru. Jika dalam pembelajaran selalu menggunakan cara yang konvensional maka situasi pembelajaran masih jadul. Perlu ada permainan dengan berbagai model pembelajaran.

Bermain adalah proses belajar alami dimana anak-anak berkembang secara fisik, kognitif, emosional dan sosial melalui pemecahan masalah dan ketekunan. Dalam sebuah studi awal yang berpengaruh, Bruner (1972, dalam Whitebread, 2003: 11) menunjukkan bahwa anak-anak yang mempunyai kesempatan untuk bermain dengan benda-benda mempunyai kemampuan memecahkan masalah yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang tidak memilikinya.

Namun, mereka juga mengembangkan toleransi yang lebih besar dalam mencoba. dalam memecahkan masalah dan menghadapi kesulitan dalam melakukannya, lebih kreatif dan mempunyai sikap yang lebih positif.

Kenikmatan dan tidak adanya rasa takut akan kegagalan adalah karakteristik utama bermain yang bermanfaat bagi pembelajaran (Cordier et al. 2009). Kenikmatan telah terbukti merangsang otak, membantu perkembangan kognitif (Whitebread 2003: 15) dan mendorong imajinasi dan kreativitas (Jrank 2010; McMahon 1992). Ini semua adalah karakteristik yang juga mendukung perkembangan bahasa dan sekarang kita akan meninjau secara singkat peran permainan dalam pemerolehan bahasa.

Peran Bermain Dalam Belajar Bahasa


Selain membantu perkembangan kognitif dan sosial anak secara umum, bermain juga mempunyai peranan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa L1. Karya Vygotsky sangat penting dalam mengenali bagaimana bermain memungkinkan anak-anak membuat makna berdasarkan sumber daya (nyata atau dibayangkan) dalam konteks langsung mereka, untuk mengekspresikan perasaan dan untuk berbagi maksud dan gagasan dengan anak-anak lain, bahkan tanpa adanya kemampuan bahasa yang berkembang sepenuhnya.
Namun manfaat permainan dan bermain tidak hanya terbatas pada perkembangan linguistik saja. Mereka juga mempunyai dampak penting dalam ranah afektif.

 

Potensi besar pembelajaran berbasis bermain untuk menciptakan lingkungan yang positif bagi pelajar muda. Kami sangat yakin bahwa bermain dapat memiliki peran penting dalam memperkenalkan bahasa Inggris kepada pelajar bahasa Thailand dalam konteks yang mendukung pembelajaran bahasa serta bermakna dan menyenangkan.

Dengan merasakan kesuksesan dan kegembiraan dalam berkomunikasi dalam bahasa lain, pelajar akan melihat nilai lebih dalam pembelajaran bahasa Inggris di kemudian hari.

Penulis : Ahmad Ripai. Mahasiswa Doktoral PBI Universitas Sebelas Maret dan  M Rohmadi, Ketua ADOBSI, dosen PBI Universitas Sebelas Maret.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berharap Pada Paslon Terpilih

Jumat, 26 April 2024 | 11:41 WIB

Inovasi Dalam Pendidikan Tak Bisa Ditunda  

Kamis, 4 Januari 2024 | 18:15 WIB

Peran Bermain Dalam Pembelajaran

Kamis, 28 Desember 2023 | 14:49 WIB

Menolak Hasil KLB, PGRI Jateng Bersikap Profesional

Selasa, 21 November 2023 | 14:12 WIB

Menjadi Negarawan Bijak

Senin, 20 November 2023 | 18:25 WIB

UU 20/2023: PNS vs PPPK, Pilih Mana?

Jumat, 10 November 2023 | 22:18 WIB

Menjaga Soliditas Organisasi PGRI

Senin, 6 November 2023 | 14:18 WIB

Mencermati Gaya Komunikasi Politisi Muda

Rabu, 27 September 2023 | 20:38 WIB

Komunikasi Manipulatif dan Karakter

Kamis, 21 September 2023 | 13:13 WIB

Membaca Ulang Wajah Mulus Para Caleg

Kamis, 14 September 2023 | 21:31 WIB

Media Penyiaran Publik dan Public Service Media

Rabu, 30 Agustus 2023 | 22:38 WIB

Ancaman Radikalisme Siber: Sampai Kapan?

Senin, 21 Agustus 2023 | 17:17 WIB

Memenangkan Kesabaran Dalam Diri

Jumat, 18 Agustus 2023 | 06:46 WIB
X