Menurutnya, tema “Resilience and Sustainability in Coastal Cities: Addressing Environmental Disasters and Social Challenges” mencerminkan urgensi kolaborasi lintas sektor dalam merespons persoalan lingkungan dan sosial yang semakin kompleks.
“Diskusi dan presentasi yang berlangsung dalam ICOSEND 2025 menunjukkan bahwa sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan lingkungan dan sosial, khususnya di kawasan pesisir,” ujar Prof Haslina.
Adapun Co–General Chair ICOSEND 2025, Dr Erwin Erlangga SPd MPd menambahkan bahwa hasil riset yang dipublikasikan dalam prosiding ICOSEND diharapkan tidak berhenti pada ranah akademik semata.
Ia menegaskan pentingnya pemanfaatan hasil riset sebagai dasar perumusan kebijakan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan.
“Kami berharap hasil-hasil riset ICOSEND dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat dan menjadi rujukan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Dari perspektif peserta, Dr Andyan Pradipta Utama, dosen Universitas Mercu Buana, menilai ICOSEND 2025 sebagai forum yang strategis dalam mendorong kontribusi akademisi terhadap agenda global SDGs.
Ia mengapresiasi kesempatan publikasi prosiding terindeks Scopus yang diberikan kepada peserta.
“Forum seperti ICOSEND sangat penting bagi dosen dan peneliti untuk berkontribusi dalam agenda global melalui publikasi ilmiah yang bereputasi,” ungkapnya.
Melalui ICOSEND 2025, Universitas Semarang menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat peran perguruan tinggi dalam mendukung pencapaian SDGs melalui riset, inovasi, dan kolaborasi internasional.
Konferensi ini diharapkan menjadi pemantik lahirnya solusi berkelanjutan yang berdampak nyata bagi pembangunan kota pesisir dan kesejahteraan masyarakat.***