AYOSEMARANG.COM -- Kabupaten Kendal menjadi daerah tertinggi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Tengah.
Angka kematian akibat DBD di Kabupaten Kendal dinilai cukup tinggi, sehingga penting menjalin kerja sama dengan seluruh stakeholder terkait untuk menangani masalah ini.
Salah satu langkahnya dengan penguatan strategi program P2PM dalam rangka penguatan surveilans dan advokasi Program Penyakit Tular Vektor (DBD).
Baca Juga: Diduga Aniaya Anak Kandung, Caleg Ini Dilaporkan ke Polisi
Wahyu Handoyo dari Balai Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menjelaskan, kegiatan ini dalam rangka menekan angka kasus DBD di Kendal yang cukup tinggi.
"Seperti kita ketahui, di Kendal ini sudah ada kasus kematian 7 orang akibat DBD. Sehingga hari ini memang kekuatannya dikerahkan bersama-sama dengan mengundang dinas terkait untuk bagaimana menyelesaikan kasus demam berdarah yang ada di Kendal," jelasnya, Rabu 31 Januari 2024.
Menurutnya, ada 10 kabupaten/kota yang dinilai mengalami peningkatan kasus DBD, termasuk Kabupaten Kendal yang saat ini fokus dilakukan penanganan.
"Sehingga yang cukup tinggi ini kita coba untuk selesaikan satu persatu, sehingga kita harapkan bisa mengalami penurunan," imbuhnya.
Baca Juga: Tembak Pencuri Ayam dengan Senapan Angin, Buruh Tani di Kendal Malah Jadi Tersangka
Sementara Kepala Bidang Program Pengendalian dan Pemberantasa Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kendal, Agustinus Bambang Setyawan, menyebut kasus DBD di Kabupaten Kendal pada 2023 tercatat sebagai kasus tertinggi di Jawa Tengah.
"Sehingga salah satunya kegiatan untuk memberantas nyamuk. Dan kami melihat yang tertinggi ada di anak-anak sekolah sehingga kami menyasar di lingkungan sekolah yang menjadi sarang nyamuk yang kita kejar dengan cara Simentik atau siswa mencari jentik," paparnya.
Ia menjelaskan, pada Januari 2024 ini tercatat sudah ada 24 kasus DBD yang mengakibatkan 7 orang meninggal dunia. Hal tersebut lantaran perubahan iklim dan musim hujan.
"Dibandingkan 2023 sebetulnya landai. Untuk tahun ini target kita harus turun jangan puas dengan landai apalagi ini baru awal tahun," jelas Bambang.(*)