Kisah Bhe Kun, Pengawal Kuda Patung Dewa-Dewi dengan Wajah Penuh Coretan di Festival Cheng Ho Semarang

photo author
- Minggu, 4 Agustus 2024 | 18:19 WIB
Bhe Kun, para pengawal kuda patung Dewa-Dewi dengan wajah penuh coretan yang tak pernah absen di Festival Cheng Ho Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Bhe Kun, para pengawal kuda patung Dewa-Dewi dengan wajah penuh coretan yang tak pernah absen di Festival Cheng Ho Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Saat datang itu, digelar sebuah arak-arakan dengan kuda pengawal atau yang disebut Bhe Kun tadi.

"Jadi Bhe Kun itu mengawal patung-patung Dewa-Dewi yang diarak di Kota Semarang. Dulu disebutnya Perayaan Sam Poo," ucapnya.

Dulu Festival Cheng Ho dilaksanakan di sepanjang Jalan Layur. Sebab jalan itu merupakan akses utama menuju Boom Lama.

"Rame-ramenya dulu di situ. Namun semenjak pelabuhan diganti, pindah ke Marina," ucapnya.

Dihimpun dari berbagai sumber, kuda Bhe Kun dulu tidak dikawal seperti sekarang.

Namun dilepas begitu saja dan ketika lepas para Bhe Kun tunggang-langgang mengejar kudanya.

Dikarenakan mengawal Dewa-Dewi banyak orang yang menganggap menjadi Bhe Kun konon akan membawa berkah.

"Bahkan saking sakralnya, para Bhe Kun tidak hanya dari Semarang saja namun juga berbagai kota lain," pungkasnya.

Di sisi lain, Festival Arak-arakan Cheng Ho masuk Karisma Event Nusantara dari Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Dengan masuknya ke event Kemenparekraf tersenut, alhasil Arak-Arakan Cheng Ho menjadi satu dari 115 event pariwisata yang lolos masuk Karisma Event Nusantara.

Adiyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya memaparkan, ada 252 proposal dari seluruh Indonesia yang masuk ke Kemenparekraf. Festival Cheng Ho menjadi satu dari 115 event yang lolos kurasi.

"Ada beberapa kirteria. Idenya, strategi komunikasi, manajemen keuangan, manajemen event, analisa dampak event. Ini prestasi karena tidak mudah, dikurasi oleh para profesional untuk masuk ke dalam list kalender event nusantara," jelas Nia, usai menyaksikan Arak-arakan Cheng Ho, Minggu 4 Agustus 2024.

Setelah menyetujui Festival Cheng Ho, Nia menilai event ini sangat bagus karena merupakan akulturasi budaya. Dia pun merasakan atmosfer akulturasi budaya sangat besar di festival tersebut. Ini merupakan bagian dari kekayaan budaya.

"Sepatutnya kita dukung. Tantangannya, bagaimana supaya ini terus berlanjut. Ini yang saya harapkan karena masuk dakam kalender event tidak mudah," ungkapnya.(*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahma Rizky Wardani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

XLSMART Gelar Pesantren Digital di Demak

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:24 WIB
X