Kasus Tawuran di Semarang Utara: Polisi Mengaku Kewalahan, Sudah Seperti Budaya

photo author
- Jumat, 23 Agustus 2024 | 15:46 WIB
Polisi saat melakukan olah TKP tawuran di Bandarharjo Semarang Utara. Polisi mengaku kewalahan atasi tawuran. (Istimewa)
Polisi saat melakukan olah TKP tawuran di Bandarharjo Semarang Utara. Polisi mengaku kewalahan atasi tawuran. (Istimewa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Tawuran di Semarang Utara tepatnya di Jembatan Puskesmas Bandarharjo terjadi pada Jumat 23 Agustus 2024.

Dalam tawuran di Bandarharjo Semarang itu, satu orang meninggal dunia berinisial D (23) warga Kuningan dan satu orang luka-luka terkena sabetan senjata tajam berinisial S (25).

Kanitreskrim Polsek Semarang Utara Iptu Kumaidi menuturkan jika sebetulnya tawuran itu sudah direncanakan sejak malamnya.

"Sudah direncanakan bahwa ada tantang-tantangan untuk melakukan tawuran antara Gangster Jerman (Bandaharjo) dan Gangster Marwah (Kuningan)," ungkapnya.

Baca Juga: Beredar Video Perkelahian Siswa SMP di Kaliwungu, Begini Penjelasan Kepsek

Kemudian kata Kumaidi, sebetulnya keduanya tidak ada masalah. Namun meski demikian, tawuran sudah jadi rutinitas.

Dua kelompok itu sebetulnya kalau bertemu secara perorangan tidak ada masalah, namun apabila sudah saling menantang terjadilah tawuran.

"Kalau masalah sebenarnya tidak ada, memang sudah rutinitas seperti itu. Tapi, kenyataanya seperti itu. Tapi kalau ketemu pribadi mereka yo baik-baik aja," ungkapnya.

Dari permasalahan itu, Kumaidi mengaku heran. Polsek juga sudah berulang kali melakukan sosialisasi tetapi mentah.

Baca Juga: Jokowi Teken Penghapusan Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan, Bakal Langsung Naikan Iuran?

"Kita sudah melakukan pembinaan, sosialisasi jangan sampai ada tawuran," tambahnya.

Kalau dari tempat tinggal, kedua kelompok itu wilayahnya tak jauh, hanya dipisahkan oleh sungai.

Kejadian tawuran ini sudah berulang kali terjadi. Di tahun lalu misalnya jelang lebaran juga saling bacok.

"Mereka itu tetanggaan batas sungai, itu sudah biasa terjaid. Di tahun lalu itu mau lebaran itu, dinamankan Jalur Gaza itu. Bunuh membunuh itu, lehernya putus itu. Ada juga itu, sampai sekarang masih nggak bisa didamaikan. Sudah terjadi berkali-kali, cuma ringan. Korban jiwa dua kali, leher putus tiga tahun lalu," sambungnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X