Pindah ke Lokasi Relokasi Pasar Darurat ini Komentar Pedagang Pasar Weleri Kendal

photo author
- Selasa, 28 Desember 2021 | 17:02 WIB
Lapak pedagang Pasar Weleri yang berada di sekitar bangunan yang terbakar mulai dibongkar dengan pengawalan ketat petugas TNI, Polri dan Satpol PP Selasa 28 desember 2021. (edi prayitno/kontributor Kendal)
Lapak pedagang Pasar Weleri yang berada di sekitar bangunan yang terbakar mulai dibongkar dengan pengawalan ketat petugas TNI, Polri dan Satpol PP Selasa 28 desember 2021. (edi prayitno/kontributor Kendal)

KENDAL, AYOSEMARANG.COM - Pedagang Pasar Weleri diminta segera menempati lokasi relokasi di Terminal Bahurekso dan diberi waktu hingga 2 Januari 2022 mendatang.

Berbagai tanggapan dari pedagang mengemuka, saat pemerintah akan mengosongkan sekitar pasar Weleri yang terbakar.

Pedagang kelontong, Kaeroman mengaku kebingungan juga kalau semua barang dipindahkan ke pasar sementara tidak cukup.

Baca Juga: Petugas Gabungan Kawal Pemindahan Pedagang Pasar Weleri Kendal

Akhirnya dia juga membawa barang dagangan nya ke rumah dan apabila akan berjualan maka hanya beberapa saja yang dibawa karena tidak cukup.

"Sementara barang saya bawa pulang ke rumah, jika akan berjualan disana maka hanya beberapa barang saja yang dibawa, kalai semua tidak cukup karena di sana sempit dan masih terbuka,"ujar Kaeroman.

Tidak hanya memikirkan kecilnya lokasi pasar darurat dan harus mengeluarkan biaya tambahan, tidak layaknya kondisi pasar darurat juga menjadi kendala pedagang untuk pindah.

Baca Juga: Cegah Varian Baru Covid-19, Vaksinasi Anak Serentak Dilakukan di Kendal

Pedagang di Pasar Weleri menilai bahwa pemindahan tersebut bagaikan buah simalakama, tempat relokasi dinilai tidak layak ditempati karena bangunan tersebut sudah dua kali ambruk saat dalam masa pengerjaan.

"Kami sebagai pedagang tidak punya pilihan lagi. Kalau tidak pindah tentu kami tidak punya lapak. Namun jika ikut pindah, hati kami khawatir kalau bangunan itu nanti ambruk lagi," kata Farida pedagang pakaian Pasar Weleri.

Farida juga mengeluhkan mahalnya biaya untuk membangun lapaknya lagi. Lapak yang baru tersebut masih perlu diurug dengan biaya paling tidak mencapai Rp 1 juta dan biaya bangun lapak agar layak untuk berjualan bisa mencapai Rp 10 juta.

Keluhan lainnya juga disampaikan Ninik yang juga pedagang pakaian. Ninik mengakui kalau lapak yang diberikan memang gratis.

"Lapaknya gratis tapi untuk membangunnya lagi yang mahal. Bisa mencapai Rp 10 juta," katanya.

Baca Juga: LDII Jawa Tengah Gelorakan Kembali Semangat Silaturahmi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Akbar Hari Mukti

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Sebanyak 21.246 Surat Suara Rusak di Kendal Dibakar

Rabu, 14 Februari 2024 | 15:13 WIB
X