KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Masjid Baiturrokhim di Dusun Tapak Timur, Desa Kedunggading yang dibangun tahun 1901 Masehi oleh Mbah Wali Tapak mulai dipugar.
Tidak banyak yang mengetahui bangunan bersejarah ini, dan kini mulai dipugar untuk dibangun dengan model bangunan dan gaya ornamen arsitek yang modern.
Meski dipugar dan dibangun, 4 tiang penyangga yang terbuat dari kayu jati dan tebeng atau bagian atap masjid utama bagian dalam tidak akan dirubah untuk menandakan ciri masjid ini.
"Pembangunan Masjid Baiturrokhim ini dilakukan oleh rekanan yang biasa membangun masjid. Salah satu masjid yang dibangunnya adalah Masjid di Penanggulan Pegandon," kata Takmir Masjid Baiturrokhim Muhammad Bisri.
Baca Juga: Permintaan Buah Segar Meningkat saat Ramadhan, Petani Buah Melon di Batang Raup Berkah
"Namun pihak pemborong tidak sanggup merobah total bangunan masjid di Tapak Timur ini. Masjid ini dianggap berbeda dan sakral. Sehingga tiang peyangga dan tebeng tidak berani menyentuhnya," imbuhnya.
Ditambahkan, dari tahun berdirinya Masjid Baiturrokhim dibangun pada masa Mbah Wali Tapak dan menjadi salah satu masjid tua yang ada di Kabupaten Kendal.
Akan tetapi hingga kini masyarakat tidak mengetahui siapa nama asli dari Mbah Wali Tapak.
Begitu juga dengan makam atau petilasanya pun juga tak diketahui keberadaanya. Selama ini masyarakat tahunya jika Mbah Wali Tapak merupakan sosok ulama yang mengajarkan ilmu agama Islam di Dusun Tapak Timur.
"Yang perso (tahu) di mana makam atau petilasan Mbah Wali Tapak Mbah Adnan, Mursid atau guru dari Kiai Asri. Kiai Asri ini guru ngaji saya. Tapi soal makam Mbah Wali Tapak, Mbah Adnan tidak berkenan menunjukkannya. Karena itu permintaan dari Mbah Wali Tapak. Misal kalau mau wasilah dikhususkan saja ke Mbah Wali Tapak," ungkapnya.
Baca Juga: (KAMUS SEMARANGAN) Kepalanipun, Sikilipun, Tanganipun Dalam Dialek Semarangan Bukanlah Krama Inggil
Menurut Muhammad Bisri, bahwa Masjid Baiturrokhim di Dusun Tapak Timur ini pernah menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi masyarakat luas.
Mereka yang datang tak hanya dari masyarakat yang ada di Desa Kedunggading, melainkan berbagai desa yang ada di wilayah Kendal.
Bahkan sebagai pusat kegiatan kegamaan itu, dari Mbah Wali Tapak hingga berlanjut kepada Kiai Asri, seorang yang dikenal alim oleh masyarakat dan yang sekaligus melanjutkan syiar Islam di Masjid Baiturrokhim.