SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM -- Berikut ini ulasan mengenai kosakata dialek semarangan yang bisa Anda ketahui.
Adapun kosakata dialek semarangan kali ini merupakan lanjutan artikel sebelumnya.
Yang mana, kosakata dialek semarangan kali ini akan dimulai dari angler hingga asrop. Apa saja artikel, simak ulasannya di bawah ini.
Gaya dialek semarangan yang lugas dengan nada keras, hingga nyaris membentak, sering menimbulkan kesan kayak "yak-yako" (mengesankan orang yang mengetahui semua topik dalam peristiwa tertentu).
Terkait dialek semarangan tersebut, disampaikan Hartono Samidjan, peneliti bahasa Kota Semarang dalam bukunya Halah Pokokmen, Kupas Tuntas Bahasa Semarangan.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Mie Ayam Enak di Kota Semarang Part 1, Awas Bikin Nagih
Menurutnya, gaya bahasa tersebut karena adanya frasa-frasa tertentu yang dipakai sebagai penekanan kalimat tuturan di dialek semarangan.
"Frasa-frasa ini antara lain he-eh rak?, Ya rak?, Koe Reti rak?, Ngarahku," tulisnya.
Selain itu, dialek semarangan, juga cenderung menyederhanakan unggah-ungguhing basa.
Meskipun mayoritas penutur memahami Krama Inggil, mereka hanya mampu merangkai kalimat tuturan hingga Krama Madya.
"Tapi dialek semarangan tetap menaati prinsip dasar tutur, yakni bersikap hormat dan memilih kata-kata yang lebih halus saat berbicara pada lawan tutur yang lebih tua," katanya.
Orang tua kandung dan atasan otomatis menduduki tingkat tutur tertinggi. Demikian pula orang yang lebih tua, apa pun latar belakanganya juga menduduki tingkat tutur tertinggi.
"Sekasar-kasar penutur dialek semarangan, ketika berbicara dengan yang lebih tua, otomatis berusaha menggunakan bahasa yang lebih halus sesuai tingkat berbahasanya. Dari Ngoko Alus, Krama Madya, hingga Krama Inggil," katanya.
Beberapa kosakata-kosakata khas dialek semarangan yang dilansir dari buku Halah Pokokmen, Kupas Tuntas Bahasa Semarangan.