BATANG, AYOSEMARANG.COM - Sebanyak 13 ekor sapi di Kabupaten Batang terindikasi mengidap penyakit mulut dan kaki (PMK).
Temuan itu berasal dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Batang, Kecamatan Tersono dan Kecamatan Warungasem.
Suspek PMK pada 13 ekor sapi saat ini masih dalam pengawasan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkanak) Kabupaten Batang.
Rinciannya, tiga ekor sapi di desa Rowobelang (Kecamatan Batang), tiga sapi di desa Rejosari Barat (Kecamatan Tersono). Kasus terakhir ada tujuh ekor di desa Menguneng (Kecamatan Warungasem).
Baca Juga: Hari Hipertensi Sedunia: Tak hanya Dewasa, Bisa Juga Serang Anak-anak
Kepala Dislutkanak Kabupaten Batang, Windu Suriadji meminta masyarakat waspada terhadap sapi murah. Ada kemungkinan peternak nakal yang memanfaatkan wabah PMK.
"Mungkin yang nakal menjual sapi yang terkena terus menjual ke daerah lain, terutama di Jawa Tengah. Dengan murah," katanya.
Untuk antisipasi itu, pihaknya sudah melakukan sosialisasi. Pihaknya pun sudah menyemprot desinfektan.
" Selama sudah ada petugas yang standby untuk mengecek sapi berasal dari mana," ucapnya.
Baca Juga: Link Live Streaming SEA Games 2022 Semifinal Badminton Indonesia vs Thailand
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan, Dislutkanak Kabupaten Batang, Syam Manohara, menjelaskan 13 ekor sapi yang ditemukan dari hasil pengawasan di lapangan mengindikasikan ada gejala klinis.
"Gejala klinis itu di antaranya hipersalivasi atau berliur tanpa henti, lesi atau sariawan di mulut dan hidung," kata Syam Manohara.
Ia menyebut sudah mengambil sampel dari 13 ekor sapi untuk diperiksa di laboratorium. Sampel berupa air liur hingga bekas luka dari tubuh sapi.
Sampel dikirim ke Balai Besar Veteriner Wates. Hasil laboratorium baru muncul setelah tiga hari hingga empat hari.
Baca Juga: Nilai Investasi Batang Triwulan I Tembus Rp1 Triliun, Serapan Tenaga Kerja hingga Ratusan Orang