Orang Tua Siswa SMPN 1 Semarang Buka Suara Soal Piagam Palsu, Ancam Tuntut Disdik dan Minta Pulihkan Nama Anak

photo author
- Sabtu, 13 Juli 2024 | 21:14 WIB
Indah, perwakilan orangtua siswa SMPN 1 Semarang yang terlibat dalam piagam palsu di Semarang akhirnya buka suara.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Indah, perwakilan orangtua siswa SMPN 1 Semarang yang terlibat dalam piagam palsu di Semarang akhirnya buka suara. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Orang tua siswa SMPN 1 Semarang akhirnya buka suara mengenai kondisi anak-anaknya yang selama ini terlibat dalam dugaan piagam palsu dalam PPDB tingkat SMA.

Dalam kasus piagam palsu ini, para orang tua 69 siswa lulusan SMPN 1 Semarang merasa tidak fair.

Pasalnya belum ada keputusan dari pengadilan terkait status piagam, sehingga keputusan tersebut dinilai tidak memiliki kekuatan hukum.

Baca Juga: Kasus Piagam Palsu di Semarang Bawa Petaka, Pelatih Marching Band SMPN 1 Semarang Diburu Banyak Orang

"Kenapa belum ada keputusan hukum atau kekuatan hukum tapi anak anak sudah mendapatkan sanksi dari peristiwa, apalagi proses masih pengumpulan data dan belum ada pengadilan," ujar Indah, salah seorang perwakilan orangtua, Sabtu 13 Juli 2024.

Lebih lanjut Indah menegaskan jika para orang tua juga baru tahu jika piagam bermasalah di hari terakhir pendaftaran.

Dia juga menampik bahwa sejak awal pemakaian piagam palsu disengaja sejak awal.

"Saat verifikasi tidak bisa diganti, nama anak-anak juga masih ada dalam PPDB. Tapi ada beberapa orang tua yang akan mendaftar ulang, tidak bisa," tambah dia.

Kemudian Indah membeberkan, 69 anak dianulir secara offline oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng.

Baca Juga: Misteri Penemuan Potongan Kaki di Pantai Marina Terungkap, Ternyata Milik Seorang Mbah-Mbah

Padahal seharusnya sejak awal semua proses PPDB ini dilakukan lewat sistem.

"Harusnya kalau online tidak bisa bisa dilakukan secara offline, kondisi anak tentu shock. Bahkan mereka mendapatkan bullyan dan hinaan, mental mereka jatuh. Padahal mereka berjuang latihan pagi sampai malam," keluhnya.

Oleh karena itu dikarenakan kecewa, pihaknya mengancam Disdikbud Jateng dengan membawa kasus dianulirnya puluhan siswa sekolah tersebut lantaran dugaan piagam palsu.

"Tentu sebagai orang tua kami tidak menerima, karena ini melukai perasaan anak-anak kami," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X