Pelaku Pembunuhan Ibu di Jomblang Semarang Punya Riwayat Temperamental, Sempat Aniaya Bapaknya

photo author
- Rabu, 19 Februari 2025 | 15:22 WIB
Bapak korban, Muh Ghozali dan Ketua RT Rohmat Widodo saat berada di rumah korban. Pelaku ternyata punya riwayat temperamental. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Bapak korban, Muh Ghozali dan Ketua RT Rohmat Widodo saat berada di rumah korban. Pelaku ternyata punya riwayat temperamental. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG. AYOSEMARANG.COM - Pelaku pembunuhan ibu sendiri di Jomblang Semarang bernama Imam Ghozali (37) ternyata dikenal sebagai sosok yang keras dan temperamen tapi tertutup dengan warga.

Tidak hanya itu, perilaku kekerasan Imam ternyata tidak hanya dialamatkan kepasa ibunya yang bernama Salamah (62) namun juga ke bapaknya yang bernama Muh Ghozali (65).

Saat ditemui di rumahnya, Muh menuturkan sang anak memang kerap mengamuk dan marah-marah apabila permintaannya tak dituruti.

"Anaknya memang adigung, kemaki. Memang suka marah-marah, mengamuk. Sebelum peristiwa ini malah saya yang mau dibunuh, sudah sempat menodongkan sajam ke saya tapi saya tangkis," ujar Ghozali di lokasi, Selasa 19 Februari 2025.

Baca Juga: Prospek Kerja Lulusan Jurusan Kesehatan Lingkungan, dari Medis, Industri hingga Akademisi

Lebih lanjut Muh menyampaikan saat anaknya membunuh ibunya, dia sedang tidak berada di rumah. Dia terkejut saat dikabari bahwa istrinya tewas dianiaya oleh anak sulungnya.

"Saya kaget sekali, waktu itu cuma berdua sama ibunya di rumah. Karena memang yang tinggal di sini saya, Imam dan ibunya. Adik-adiknya sudah nikah semua," jelas dia.

Kemudian Muh mengungkapkan, Ghozali beberapa bulan yang lalu bertikai dengan keempat saudaranya karena mendadak meminta warisan rumah.

"Kerjannya cuma minta uang, pengangguran. Terakhir-terakhir lagi minta rumah ini buat dijual tapi nggak dibolehin. Adiknya pada ngatai kalo dia nggak mikir karena kedua orangtuanya masih hidup," ungkap dia.

Baca Juga: Tungku Oven Bocor, Pabrik Pengolahan Ban Bekas di Meteseh Terbakar

Terakhir, Muh menyatakan jika anaknya ditangkap nanti, saking jengkelnya dia tidak meminta anaknya ditangkap, tapi dihakimi langsung saja. Menurutnya, hukuman penjara tidak cukup untuk menebus dosanya.

"Saya pengennya kalau ketangkap dimassa saja, nggak usah dihukum, dipidana karena percuma," tegas Ghozali.

Di sisi lain Ketua RT setempat Rohmat Widodi menyebut, pelaku dan korban sering terlibat cekcok. Di lingkungan rumahnya, pelaku dikenal sebagai anak yang berandal dan kasar.

"Sering saya lerai kalau cekcok sama keluargnya. Memang anaknya kemaki (songong)," kata Rohmat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X