Waspada Leptospirosis, Puskesmas Wonosalam I Demak Adakan Sosialisasi

photo author
- Minggu, 12 Desember 2021 | 20:13 WIB
Puskesmas Wonosalam l saat mengadakan sosialisasi Pengendalian Faktor Risiko Leptospirosis. (dok  Puskesmas Wonosalam l Demak.)
Puskesmas Wonosalam l saat mengadakan sosialisasi Pengendalian Faktor Risiko Leptospirosis. (dok Puskesmas Wonosalam l Demak.)


"Nyeri betis Itu yg menjadi ciri khas penderita lepto," ujarnya.

Penderita juga bisa mengalami penyakit leptospirosis tahap dua yang disebut Leptospirosis berat/Ikerik jika dalam waktu seminggu gejala ringan tidak teratasi. Berikut gejala Leptospirosis Ikterik, yakni, nyeri kepala, mialgia, gagal ginjal, hipotensi, manifestasi perdarahan, peneumonitis hemoragik, lukositosis dan Demam.

Leptosirosis berat tersebut cukup berbahaya jika terlambat penangananya. Biasanya terjadi komplikasi Leptopsirosi dengan penyakit lainya.

"Angka kematiannya mencapai 30%-50%," katanya.

Pasien yang mengalami leptospirosis bisa melakukan pengobatan sesuai dengan jenis leptospirosis yang diderita agar bisa ditangani secara maksimal.

Untuk peptospirosis ringan, bisa dilakukan pemberian antipiretika dan antibiotika Doksisiklin 100 mg, 2 kali sehari selama 7 hari atau ampisilin 500-750 mg, 4 kali sehari per-oral atau amoksisilin 500 mg, 4 kali sehari per-oral.

Sedangkan untuk Leptospirosis berat, bisa diberikan antipiretik, nutrisi dan cairan serta antibiotik. Hindari pemberian cairan terlalu banyak karena akan membebani kerja hati dan ginjal misalnya infus Ringer lactat yang membebani kerja hati.

"Pemberian cairan harus adekuat dan tidak berlebihan," ujarnya.

Baca Juga: Tradisi Syawalan Jadi Inspirasi SDN Guntur 1 di GSMS

Antibiotik yang dianjurkan yakni Procain Penicillin 6-8 juta unit sehari yang diberikan 4 kali sehari, intramuskular atau ampicilin 1 gram yang diberikan 4 kali sehari dan intravena atau amoksisilin 1 gram yang diberikan 4 kali sehari intravena.

Leptospirosis dengan gagal ginjal akut merupakan komplikasi berat Leptospirosis. Perlu pemantauan timbulnya hyperkalaemia dalam waktu 48 jam pertama sakit dan mendahului uremia.

Untuk mencegah penularan penyakit tersebut, harus dilakukan pengendalian tikus di dalam maupun luar rumah. Kemudian melakukan safety precaution

Safety precaution dilakukan dengan membersihkan tempat yg sering dilewati tikus. Melakukan penanganan yang benar terhadap tikus mati.

Perlu adanya tindakan keselamatan untuk petugas yg masuk rumah orang yang sudah dikonfirmasi menderita infeksi hantavirus atau rumah penuh dengan tikus.

Selain itu juga harus ada tindakan keselamatan bagi pekerja yang sering berhubungan dengan sumber penularan dan tindakan keselamatan bagi yg berkemah atau pejalan kaki.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X