Kabupaten Kendal Beri Kesempatan ABK Sekolah Reguler Lewat Sekolah Inklusi

photo author
- Kamis, 27 Januari 2022 | 18:48 WIB
Bupati Kendal bersama istri melihat hasil karya anak-anak berkebutuhan khusus saat resmikan sekolah inklusi Kamis 27 januari 2022. (edi prayitno/kontributor Kendal)
Bupati Kendal bersama istri melihat hasil karya anak-anak berkebutuhan khusus saat resmikan sekolah inklusi Kamis 27 januari 2022. (edi prayitno/kontributor Kendal)

KENDAL, AYOSEMARANG.COM -- Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau disabilitas memerlukan sarana dan prasarana yang berbeda dengan anak pada umumnya. Salah satunya sekolah inklusi.

Melalui sekolah inklusi dapat membangun dan meningkatkan pendidikan untuk disabilitas. Dan menyediakan lingkungan belajar yang aman, tanpa kekerasan, inklusif, dan efektif.

Selama tahun 2021, pendataan anak berkebutuhan khusus atau disabilitas di Kabupaten Kendal dilakukan. Terdapat 1.099 anak memiliki berkebutuhan khusus.

Baca Juga: Perkuat Jaringan dan Penyiaran ke Publik, KONI Kota Semarang Bertamu ke Ayosemarang.com

Dari data tersebut, 67,5% tidak bersekolah dan 32,5% yang sudah bersekolah. Terbanyak berada di Kecamatan Sukorejo yakni 110 anak.

“Saat ini ada 28 sekolah yang turut serta dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif ini yang terdiri dari tingkat PAUD, SD dan SMP.” jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal, Wahyu Yusuf Ahmadi.

Bupati Kendal Dico M Ganinduto saat membuka piloting project untuk sekolah inklusi dan meresmikan gedung inklusi mengatakan, siapapun termasuk anak-anak harus diperlakukan sama, termasuk siswa yang berkebutuhan khusus.

Pemkab Kendal memulainya dari sekolah dengan membuat kegiatan percontohan mengajak siswa berkebutuhan khusus bersekolah secara reguler di sekolah inklusif.

Baca Juga: Objek Wisata Way Kambang Edupark Bisa Jadi Pilihan Berlibur dengan Keluarga

"Saya ingin di pemerintahan saya ini tidak ada perbedaan terutama bagi siswa, saya perintahkan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk membuat sekolah inklusif agar mereka yang berkebutuhan khusus bisa bersekolah seperti siswa yang lainya,"ujar Dico.

Sepuluh sekolah dari berbagai tingkatan yaitu TK/PAUD, SD dan SMP menjadi proyek percontohan Sekolah Inklusi.

"Siswa berkebutuhan khusus berbaur dengan siswa lainya dan suasana sekolah juga dibuat senyaman mungkin agar tidak ada rasa minder,"lanjutnya.

Sementara Warsiyatun, Kepala SMP N 3 Patean menjelaskan, di sekolahanya ada 16 siswa berkebutuhan khusus.

Baca Juga: LINK Nonton Rookie Cops Episode 2, Drakor Terbaru Streaming Secara Gratis dan Legal

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Sebanyak 21.246 Surat Suara Rusak di Kendal Dibakar

Rabu, 14 Februari 2024 | 15:13 WIB
X