SEMARANGSELATAN, AYOSEMARANG.COM - Demo mahasiswa Semarang untuk penolakan BBM di depan Gubernur Jateng atau di Jalan Pahlawan berakhir ricuh, Kamis 8 September 2022.
Kericuhan demo mahasiswa Semarang ini bukan terjadi dengan aparat kepolisian tetapi antarmassa aksi sendiri.
Kejadian kericuhan ini terjadi pada pukul 17.30 WIB di mana demo mahasiswa memang seharusnya sesuai undang-undang pernyataan pendapat di muka umum ditiadakan.
Baca Juga: Demo Tolak Kenaikan BBM di Kantor Gubernur Jateng Ricuh, Pagar Nyaris Jebol
Arif Afrullah, mahasiswa Unnes yang pada aksi kali ini berperan sebagai Agitator berkata jika hasil kesepakatan sebelum melakukan aksi tidak sampai akar rumput sehingga terjadi kesalahpahaman.
"Ini yang perlu dievaluasi entah dari perangkat atau dari korlap lembaga karena memang misi kita adalah aksi damai dan bagaimana bisa melakukan pencerdasan kepada publik," ucapnya.
Kemudian yang kericuhan timbul juga karena sebagian aksi massa ingin masuk ke dalam ruang DPRD Jateng namun tidak bisa.
Baca Juga: Angkutan Umum Batang Demo BBM Turunkan Paksa Penumpang Minibus
"Kami sebetulnya sudah upayakan cara kedua dengan pembacaan rilis kepada DPRD Jateng dan sebetulnya diminta 30 orang masuk, namun kami menolak karena kurang representatif. Akhirnya banyak yang protes," katanya.
Terlepas dari kericuhan itu, Arif menegaskan jika di Semarang sudah menyakini mosi tidak percaya.
Artinya pihaknya melakukan gerakan organik dan tidak struktural, maka Arif menyebut massa tidak ingin bertemu dengan parlemen atau Gubernur.
"Gerakan-gerakan masyarakat sipil dan pencerdasan kepada masyarakat, gerakan di akar rumput menjadi prioritas kami dan kami tidak dibayar siapapun," ungkapnya.
Baca Juga: Gratis! Cara Main GTA V di Android, Pakai Bantuan Aplikasi Ini
Massa dan mahasiwa tadi tergabung dalam Geralam Masyarakat Menggugat (GERAM).