(SEMARANGAN) Margo Redjo Part 1: Kopi Legendaris di Pecinan Semarang, Pernah Ekspor Hingga Singapura

photo author
- Selasa, 8 Februari 2022 | 18:12 WIB
Part 1: Pemilik Margo Redjo saat ini  Widayat Basuki Dharmowiyono saat ditemui di rumahnya. Margo Redjo merupakan kopi legendari milik keluarganya.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Part 1: Pemilik Margo Redjo saat ini Widayat Basuki Dharmowiyono saat ditemui di rumahnya. Margo Redjo merupakan kopi legendari milik keluarganya. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)


SEMARANGTENGAH, AYOSEMARANG.COM - Pecinan Semarang punya pabrik kopi legendaris bernama Margo Redjo.

Margo Redjo atau yang punya nama asli Koffie Branderij Margo Redjo ini berlokasi di Pecinan Semarang tepatnya di Jalan Wotgandul 12 Semarang.

Kalau saat ini, nama Margo Redjo tampaknya memang asing, orang-orang mungkin lebih mengenalnya dengan Dharma Boutiqe Rostery.

Baca Juga: Selamatkan Kondisi Bangunan, Disdikbud Batang akan Selesaikan Rehab SDN Wonosegoro 2

Sampai sekarang Margo Redjo masih beroperasi dan jadi rujukan pembeli kopi, hanya memang sudah tidak sebesar dulu.

Pemilik Margo Redjo kini adalah Widayat Basuki Dharmowiyono. Dia generasi ketiga dari Tan Tion Ie, sang pendiri pabrik.

Tan Tiong Ie di era kolonial juga bukan sembarang orang. Seperti yang termaktub di buku Orang-Orang Tionghoa (1935) Tan Tiong Ie bahkan masuk dalam daftar konglomerat di Jawa.

“Kopi ini malah bukan didirikan di Semarang, tapi di Bandung. Kakek saya merantau dulu ke sana,” kata Widayat Basuki Dharmowiyono.

Baca Juga: Tagar Wadas Melawan Trending Topic Twitter, Ini Penyebabnya

Bisnis ini bukan yang pertama dilakukan kakek Basuki ketika mengadu nasib ke Tanah Sunda. Sebelumnya, Tan Tiong Ie membuat roti dan berbisnis kayu. Tidak puas dua pekerjaan, jiwa bisnisnya kembali terpanggil dan membuka usaha baru.

Kemudian pada 1916, Tan Tiong Ie membuka pabrik penyangraian kopi Eerste Bandoengsche Electrische Koffiebranderij Margo-Redjo.

"Margo itu jalan. Redjo itu kemakmuran. Maksudnya mungkin Jalan Kemakmuran,” terangnya.

Saat mukim di Bandung, usahanya tidak bertahan lama. Dia tidak tega meninggalkan ibunya di Semarang. Lantas dia pulang kampung seraya membawa alat produksi kopi ke Kota Atlas ini.

Di Semarang, rezeki Tan Tiong Ie ternyata bermekaran. Produk kopi Margo Redjo laris manis dan bisa dikatakan Semarang benar-benar jadi ‘jalan kemakmuran’ untuk Tan Tiong Ie.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X