(SEMARANGAN) Margo Redjo Part 1: Kopi Legendaris di Pecinan Semarang, Pernah Ekspor Hingga Singapura

photo author
- Selasa, 8 Februari 2022 | 18:12 WIB
Part 1: Pemilik Margo Redjo saat ini  Widayat Basuki Dharmowiyono saat ditemui di rumahnya. Margo Redjo merupakan kopi legendari milik keluarganya.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Part 1: Pemilik Margo Redjo saat ini Widayat Basuki Dharmowiyono saat ditemui di rumahnya. Margo Redjo merupakan kopi legendari milik keluarganya. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Baca Juga: Video Viral Pengantin Wanita Ditinggal Calon Suami di Pesta Pernikahan, Menangis Sepanjang Acara

Karena laris tadi, Tan akhirnya juga meningkatkan produksi. Bahkan dia harus menambah pegawai. Halaman belakang rumahnya pun sesak oleh aktivitas pabrik. Kunci sukses larisnya usaha kopi dari Tan ini juga karena strategi yang jitu.

Dalam disertasi Alexander Claver di Vrije Universiteit, Belanda yang berjudul "Dutch Commerce and Chinese Merchants in Java: Colonial Relationships in Trade and Finance, 1800-1942 (2014)", strategi marketing Margo Redjo memang mantap.

Sosok yang berperan adalah Tan Liang Hoo, anak dari Tiang Tiong Ie yang menjadi "motor penggerak" pabrik.

Kata Claver, Tan Liang Hoo punya ketertarikan besar pada produksi dan teknik pemasaran. Paman Basuki ini memiliki cakrawala luas dalam mengikuti informasi terkini. Dia juga memiliki ide cemerlang untuk memasarkan produk.

Dalam gerak usaha kopinya, Tan Liang Hoo punya peran sebagai copywriter pada desain iklan, flyer, dan poster Margo Redjo. Promosinya pun cukup gencar, baik melalui pemasangan iklan di koran, ikut pameran atau memberi bonus.

Baca Juga: Catat!! Ini Cara Mengecek Nilai UT Program Sarjana dan Diploma Melalui sia.ut.ac.id

Basuki kemudian memaparkan di puncak kejayaannya pada 1930, Margo Redjo bahkan sampai punya beberapa produk dan variasi harga.

“Yang paling murah, Tjap Grobak Idjo dan yang paling mahal, Tjap Margo Redjo. Di antara keduanya ada Tjap Pisau, Tjap Orang-Matjoel, Koffie Sentoso, Koffie Mirama, dan Koffie Sari Roso,” jelasnya.

Saat jaya dulu kopi yang dipilih adalah arabica. Mereka mendapat jenis kopi itu di Boja dan Temanggung. Namun kini, dikarenakan menyesuaikan pasar, kopi didapat dari berbagai daerah.

Selain promosi cerdas, kunci keberhasilan dari kopi Margo Redjo adalah pada sektor distribusi.

Kala itu pendistribusian kopi dilakukan di berbagai daerah, termasuk wilayah terpencil sekalipun. Selain itu, kopi ini juga diekspor ke negara tetangga, Singapura.

Baca Juga: Kota Semarang PPKM Level 1, Kasus Covid-19 Alami Kenaikan

Dalam setahun, ekspor Margo Redjo mencapai satu juta kilogram kopi. Dari raihan itu tentu tidak heran jika Tan Tiong Ie jadi salah seorang konglomerat di Jawa.

Namun sayang, era kejayaan memang tidak ada yang abadi. Berbagai gejolak yang menghinggapi Tanah Air turut menggiring bisnis Tan Tiong Ie ke dalam jurang kegelapan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X