(SEMARANGAN) Margo Redjo Part 2: Sejumlah Benda Kuno Jadi Saksi Kejayaan Pabrik Kopi Legendaris di Semarang

photo author
- Selasa, 8 Februari 2022 | 18:51 WIB
Part 2: Safar pegawai Margo Redjo sedang menunjukan mesin di pabrik kopi. Pabrik kopi ini sisa kejayaan Margo Redjo. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Part 2: Safar pegawai Margo Redjo sedang menunjukan mesin di pabrik kopi. Pabrik kopi ini sisa kejayaan Margo Redjo. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Begitu masuk, ruangannya cukup luas. Banyak mesin-mesin tua dan berkarat teronggok di sudut yang gelap.

Safar, asisten Basuki yang biasa memandu mengatakan jika pabrik itu ada dua bagian. Yang depan dan dalam. Untuk yang dalam katanya usianya lebih tua.

"Bisa dilihat, perkakasnya lebih tua. Alat sangrainya berbeda," ucapnya.

Baca Juga: Re.juve Bersama WCC Semarang Kampanyekan We Joy, We Love, We Share

Di sana ada alat pengolah biji kopi, seperti pengupas biji kopi, sangrai pembakaran dan juga penggiling.

Kedua sisi pabrik, yang dijelaskan oleh Safar tadi punya jenis alat yang berbeda.

Untuk alat-alat yang lebih tua masih menggunakan bahan kayu bakar. Kemudian yang lebih modern sudah menggunakan gas.

Satu yang menarik, ada sepeda tua dengan dua tabung yang menggantung di bagian stangnya. Basuki yang ditemui di sisi lain menerangkan jika dulu sepeda itu digunakan untuk distribusi kopi.

“Gunanya untuk mengantar kopi ke pemesan. Dulu ada banyak. Tapi nggak tahu ke mana, dijual mungkin. Untung masih saya pertahankan satu,” ujarnya sambil tersenyum.

Pabrik Kopi Margo Redjo terakhir beroperasi sekitar 1985. Itupun nggak maksimal karena bisnis kopi Margo Redjo sudah mengalami kemunduran.

Baca Juga: (SEMARANGAN) Margo Redjo Part 1: Kopi Legendaris di Pecinan Semarang, Pernah Ekspor Hingga Singapura

Beberapa sebab kemunduran Margo Redjo, antara lain kondisi ekonomi dan politik negara serta perubahan kebiasaan minum kopi di masyarakat.

“Sekarang kan orang makin paham. Kebanyakan nggak membeli dalam bentuk bubuk tapi biji,” katanya.

Sejak itulah, pabrik Margo Redjo diliburkan sampai saat ini. Keluarga Basuki menilai jika pabrik masih beroperasi, tentu saja biaya antara produksi dan pemasukan tidak imbang.

Sejak dibersihkan dan dikenal oleh banyak orang, Basuki ingin bekas pabrik itu jadi ruangan produktif yang bisa digunakan untuk kegiatan, entah itu galeri atau ruang terbuka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X