Artinya, bergaul tanpa harus mandang kamu siapa dan dari mana asalnya, namun bersama-sama mengembangkan keterampilan, berbagi pengetahuan untuk kemajuan bangsa dan negara.
"Ini usaha bersama dalam merawat kebhinekaan. Kita lahir dan tumbuh di bumi Indonesia, mau tidak mau kita semua yang harus merawat kebhinnekaan dengan cara membangun persaudaraan satu sama lain, seluruh agama dan kebudayaan di sekitar kita," ujarnya.
Pastur Vikaris Episkoval (Vikep) Keuskupan Semarang, Romo FX Sugiyana menambahkan, pihaknya menjadikan hari ini sebagai kesempatan emas untuk srawung orang muda lintas agama dan kepercayaan dari berbagai daerah.
Kata dia, kita harus bersyukur dengan Pancasila sebagai ideologi bersama yang menyatukan bangsa Indonesia yang telah menjadikan perbedaan jadi sebuah kekayaan.
Baca Juga: Download Video YouTube Jadi MP3 Tanpa Aplikasi Pakai YTMP3, Mudah dan Cepat
Sugiyana mendorong kaum muda menjadi garda terdepan, menjadi harapan besar bagi bangsa Indonesia. Bergerak bersama, menjadikan Indonesia semakin maju. Baik dari segi pendidikan, keterampilan, dan relasi yang dilandasi dengan semangat Pancasila.
"Bergaul dengan semua orang sekalipun berbeda. Namun tetap disatukan dalam nilai-nilai Pancasila dalam kebhinnekaan bangsa Indonesia," terangnya.
Sementara Bupati Kendal, Dico M Ganinduto menyambut baik refleksi Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakan para pemuda.
Dia berharap, melalui kegiatan serupa, ke depan kerukunan yang sudah terjalin semakin kukuh hingga melahirkan ide dan gagasan yang baik untuk pembangunan Indonesia, utamanya di Kabupaten Kendal.
"Para generasi muda adalah penentu nasib ke depan bangsa dan negara. Saya selalu mengajak kaum muda agar bisa terlibat langsung kegiatan pembangunan daerah," tegasnya.
Baca Juga: Disambut Tari Woge, Jokowi Dianugerahi Gelar Adat 'Mosalaki Ulu Beu Eko Bewa'