(KAMUS SEMARANGAN) Meski Terkesan Keras dan Lugas, Dialek Semarangan Tetap Perhatikan Unggah-ungguh Basa

photo author
- Rabu, 20 April 2022 | 15:43 WIB
Kawasan Kota Lama Semarang dipadati pesepeda, Minggu 14 Juni 2020. (Ayosemarang.com/Kemmy Wijaya)
Kawasan Kota Lama Semarang dipadati pesepeda, Minggu 14 Juni 2020. (Ayosemarang.com/Kemmy Wijaya)

Baca Juga: (KAMUS SEMARANGAN) Frasa Istilah Khas Dialek Semarangan, Mulai Pecah Ndhase Hingga Koyane Gedhi

"Sekasar-kasar penutur dialek semarangan, ketika berbicara dengan yang lebih tua, otomatis berusaha menggunakan bahasa yang lebih halus sesuai tingkat berbahasanya. Dari Ngoko Alus, Krama Madya, hingga Krama Inggil," katanya.

Beberapa kosakata-kosakata khas dialek semarangan

1. Aeng-aeng (banyak tingkah)

Contoh kalimat : "Numpak motor ojo aeng-aeng, bahaya!". (Naik notor jangan banyak tingkah, berbahaya!).

2. Bangjo: akronim abang ijo, lampu pengatur lalu lintas

Contoh kalimat : " Aku nunggu jemputan neng cedak bangjo" (Aku menunggu dijemput di dekat lampu lalu lintas).

3. Cangkem: mulut; ~an: banyak bicara, banyak alasan

Baca Juga: (SEMARANGAN) Tradisi di Masjid Layur Part 1, Sejarah Menara dan Tidak Diperuntukkan Bagi Jemaah Perempuan

Contoh: "Rak sah cangkeman, seng penting lakumu" (Tidak usah banyak bicara, yang penting tindakanmu).

4. Dheknen: dia

Contoh : "Dheknen ki wong Semarang, ora wong luar Semarang" (Dia itu orang asli Semarang, bukan orang luar Semarang)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

XLSMART Gelar Pesantren Digital di Demak

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:24 WIB
X